Erupsi Gunung Agung dan Sinabung Tak Ganggu Penerbangan

Gunung Sinabung mengalami erupsi dan menyemburkan kolom abu setinggi 7.000 meter.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Jun 2019, 16:45 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2019, 16:45 WIB
Gunung Sinabung
Gunung Sinabung yang mengeluarkan abu tebal terlihat dari kota Karo, Sumatera Utara (6/4). Letusan melontarkan abu vulkanik dan material piroklastik dengan tekanan kuat berwarna abu-abu gelap hingga setinggi 5.000 meter. (AFP Photo/Anto Sembiring)

Liputan6.com, Jakarta - Dua gunung berapi di Indonesia saat ini tengah mengalami erupsi. Kedua gunung tersebut yaitu Gunung Sinabung di Sumatra Utara dan Gunung Agung yang berlokasi di Pulau Bali.

Untuk Gunung Sinabung, tarakhir kembali erupsi dan menyemburkan kolom abu setinggi 7.000 meter di atas puncak pada Minggu (9/6/2019) sekira pukul 16.28 WIB. Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal bergerak ke arah selatan.

 

Meski semburan abu vulkanik bisa dirasakan hingga Aceh, namun sampai saat ini belum menganggung lalu lintas penerbangan.

"Untuk Gunung Sinabung belum abu vulkanik terdeteksi, taka ada rute atau bandara yang terdampak sampai sekarang," kata Manager Hubungan Masyarakat AirNav Indonesia Yohanes Sirait kepada Liputan6.com, Senin (10/6/2019).

Hal sama juga terkait erupsi Gunung Agung. "Untuk Gunung Agung juga sama, belum ada VA terdeteksi dan bandara yang terdampak," tegas Yohanes.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Status Siaga Level III

Gunung Agung erupsi lagi
Gunung Agung erupsi lagi

Gunung Agung di Bali kembali erupsi. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mengabarkan, erupsi terjadi pukul 12.12 WITA, dengan menyemburkan kolom abu setinggi 1.000 meter di atas puncak atau 4.142 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani mengatakan, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah Timur dan Tenggara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 milimeter berdurasi 1 menit.

"Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat di sekitarnya dan pendaki atau pengunjung serta wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak," ujar Kasbani menurut informasi resmi yang diterima Liputan6.com, Senin (10/9/2019).

Kasbani juga menuturkan, zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.

Bagi masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung, sebut Kasbani, agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak

Jelang Idul Fitri, Gunung-Gunung Api Diawasi

Gunung Sinabung Kembali Erupsi dan Keluarkan Abu Vulkanik
Foto yang diambil dan dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 7 Mei 2019 menunjukkan aktivitas Gunung Sinabung yang kembali memuntahkan abu vulkanik tebal, saat dipantau dari wilayah Karo. (AFP Photo/Handout /BNBP)

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Bandung, Kasbani mengatakan, pihaknya akan meningkatkan pengawasan dan penjagaan gunung-gunung berapi di Indonesia jelang Idul fitri 1440 H.

Kasbani menyebutkan, pihaknya akan menambah jumlah tenaga pengawas di beberapa gunung api yang berpotensi mengalami erupsi selama periode Lebaran 2019.

"Kami tambahkan tim ke beberapa titik. Jumlahnya tergantung dari kebutuhan, ada yang berjumlah dua orang bahkan sampai empat orang," kata Kasbani dalam jumpa pers di Kantor PVMBG Badan Geologi, Senin (20/4/2019).

Dia mengungkapkan, di beberapa gunung tertentu pengawasan dilakukan sangat intensif sebab memiliki potensi aktivitas berapi.

"Untuk Gunung Sinabung ada empat ahli, di Gunung Agung juga ada empat yang kita kirim dari Bandung. Petugas tambahan itu tidak termasuk lengamat yang sudah ada di pos pengamatan," ujarnya.

Berdasarkan data yang dimiliki PVMBG, terdapat berbagai bencana geologi yang terjadi di Indonesia. Sebanyak 127 gunung api aktif 69 di antaranya dipantau secara menerus oleh PVMBG karena dikategorikan ke dalam gunung api yang sangat aktif dan berisiko tinggi.

Selain menambah personil, Kasbani menyebutkan, antisipasi pengawasan kebencanaan jelang Lebaran juga dengan pemasangan sejumlah alat baru.

Teranyar, pihaknya melengkapi alat perekam aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau, yang sebelumnya rusak akibat erupsi dan vandalisme.

"Sejauh ini ada beberapa peralatan yang dirambahakan. Krakatau itu penambahan alat seismik," ujar Kasbani.

Usai Erupsi Gunung Sinabung, Petugas Gabungan Berjaga di Zona Merah

Gunung Sinabung
Penduduk desa melihat asap abu vulkanik Gunung Sinabung dari kota Karo (6/4). Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus, pada Jumat (6/4/2018) pukul 16.07 WIB. (AFP Photo/Anto Sembiring)

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karo, Sumatera Utara Natanail Peranginangin mengatakan erupsi Gunung Sinabung saat ini sudah aman dan tidak lagi menyemburkan abu vulkanik yang mencapai ketinggian hingga ribuan meter di atas puncak.

"Namun, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo tetap melaksanakan patroli di zona merah Gunung Sinabung bersama TNI dan Polri," kata Natanail, ketika dihubungi dari Medan, Rabu (8/5/2019).

Personel TNI dari Koramil 04 dan petugas Polri dari Polsek Simpang 4, menurut dia, hingga kini masih terus berjaga-jaga di daerah zona merah yang tidak boleh dimasuki warga maupun petani pascaerupsi Gunung Sinabung.

"Meski Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo telah membuat larangan kepada masyarakat agar tidak memasuki zona merah Gunung Sinabung, namun masih saja ada yang coba-coba masuk secara sembunyi melalui sawah dan jalur khusus yang mereka buat sendiri," ujar Natanail dilansir Antara.

Ia menyebutkan, kesadaran warga agar tidak memasuki kawasan berbahaya itu, cukup rendah dan masih saja ada yang melakukan pelanggaran, serta tidak memikirkan keselamatan mereka.

"Kita tidak ingin ada warga yang menjadi korban akibat erupsi Gunung Sinabung," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya