Menteri Susi Tantang Mark Zuckerberg Balap Paddle, Hadiahnya Saham Facebook

Demi melindungi laut Indonesia, Menteri Susi menggunakan cara kreatif untuk menambah anggaran.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 09 Jul 2019, 10:34 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2019, 10:34 WIB
Susi Pudjiastuti Main Paddle Board
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, minum kopi saat bermain paddle board di Danau Sunter, Jakarta, Minggu (25/2/2018). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka Festival Danau Sunter. (Bola.com/Okie Prabhowo)

Liputan6.com, Danau Tahoe - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti melayangkan tantangan ke miliarder Mark Zuckerberg untuk balap paddle. Taruhannya? 10 persen dari Facebook.

Tantangan ini dibuat sang menteri ketika Mark Zuckerberg memposting fotonya di atas paddle dengan caption "Tahoe sunset." Danau Tahoe merupakan danau besar di antara California dan Nevada.

Pada kolom komentar, Susi menuliskan:

"Saya juga suka paddling. Ingin sekali memberikanmu tantangan untuk balap paddle dan memenangkan 10 persen Facebook "Jadi saya bisa menjualnya dan menggunakan uang itu untuk membeli beberapa kapal patroli besar untuk melindungi Perairan Indonesia dari kapal ikan yang ilegal, tak dilaporkan, dan tak diregulasi, dan membeli kapal ikan untuk nelayan Indonesia agar mereka bisa memancing lebih banyak dan lebih baik lagi," ujar Menteri Susi yang mengibarkan emoticon bendera Indonesia di akhir komentar.

Sebelumnya, Menteri Susi juga sempat berlomba melawan Sandiaga Uno di Danau Sunter pada Februari lalu. Sandiaga berenang, sementara Susi naik paddle.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Mark Zuckerberg (@zuck) on

Berdasarkan info GOBankingRates per September 2018, Facebook memiliki nilai USD 138,8 miliar atau Rp 1.961 triliun. Itu berdasarkan harga saham dan market cap Facebook. Maka, 10 persen dari nominal itu bisa mencapai Rp 196 triliun.

Tahun lalu, Mark Zuckerberg berhasil menyelamatkan Facebook dari bermacam skandal mengenai data pribadi. Forbes mencatat kekayaannya saat ini mencapai USD 72,7 miliar (Rp 1.027 triliun). Saham Facebook yang ia pegang adalah sekitar 15 persen.

Menteri Susi pun berjanji akan membuka kesempatan Mark Zuckerberg untuk membeli kembali 10 persen saham itu jika sudah dimenangkan oleh dirinya.

Sekadar informasi, anggaran Kementerian KKP pada 2019 adalah Rp 5,4 triliun. Hingga Juni lalu, KKP telah merealisasikan anggaran sebesar Rp 1,9 triliun.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Menteri Susi: Kesejahteraan Nelayan Terus Meningkat Sejak 2014

Menteri Susi Pudjiastuti
Menteri KKP, Susi Pudjiastuti jelang berbicara pada talkshow Mari Jaga Laut Masa Depan Bangsa di Hall B JCC, Jakarta, Sabtu (6/4). Menteri Susi menghimbau masyarakat, khususnya komunitas pecinta laut untuk terus menjaga keberlangsungan kehidupan di laut. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyelenggarakan acara Halal Bihalal di Kantornya. Dalam acara tersebut, dia memaparkan sejumlah capaian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Salah satunya terkait kenaikan Nilai tukar nelayan(NTN) yang merupakan indikator kesejahteraan nelayan.

Menurut dia, Nilai tukar nelayan Bulan Mei 2019 sebesar 113,08. Angka ini naik sebesar 0,64 persen jika dibandingkan bulan yang sama tahun 2018, yaitu dari 112,36.

"Nilai tukar nelayan, nilai tukar Usaha perikanan, nilai tukar pembudidaya harus naik terus. Tidak boleh turun," kata dia, di Kantornya, Jakarta, Kamis, 4 Juli 2019.

Dia mengatakan, sejak 2014, Nilai tukar nelayan terus mengalami kenaikan signifikan. Hal tersebut, lanjut dia, didukung oleh berbagai program kedaulatan kemaritiman yang sudah dijalankan.

"Saya lihat hari ini luar biasa. Ternyata terus membukukan kenaikan. Tahun 2014 itu di bawah 106. Begitu kita canangkan program kedaulatan kemaritiman, signifikan naik, 106, 108. Tahun 2017, 111, 2018, 113, Mei 2019 113,08," ujarnya.

Dia mengakui bahwa angka nilai tukar nelayan bulan Mei belum begitu memuaskan. Namun hal tersebut disebabkan karena karakteristik usaha penangkapan ikan yang biasanya tidak terlalu baik di awal tahun.

"Awal tahun agak sedikit karena biasanya musim hujan masih berlangsung ikan belum ada. Musim kemarau ikan baru ada. Sementara udang dan lobster musim hujan. Tapi dilihat dari tahun 2014 jauh angkanya. Dan pertumbuhan dalam situasi ekonomi dunia yang slow down," tandasnya.

Menteri Susi Bakal Pangkas Jumlah PNS KKP

Menteri Susi Pudjiastuti
Menteri KKP, Susi Pudjiastuti saat berbicara pada talkshow Mari Jaga Laut Masa Depan Bangsa di Hall B JCC, Jakarta, Sabtu (6/4). Menteri Susi menghimbau masyarakat, khususnya komunitas pecinta laut untuk terus menjaga keberlangsungan kehidupan di laut. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

 Susi Pudjiastutimengungkapkan, masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang perlu dibenahi di kementerianya selama menjabat hampir 5 tahun lamanya. Salah satunya ialah berkaitan dengan restrukturisasi organisasi dari KKP.

"Yang sudah direncanakan dan dibicarakan Pak Presiden belum selesai tu adalah restrukturisasi organisasi KKP, baru penggabungan dua Dirjen jadi satu. Golden handshake itu juga diperbaiki, kurangi jumlah PNS di KKP karena dengan kemajuan teknologi, PNS kan memang harus dikurangi," tuturnya kepada Liputan6.com, Senin 8 Juli 2019.

Susi Pudjiastuti menjelaskan, ke depan KKP akan merekrut PNS dengan lulusan cumlaude. Hal ini guna menyaring sumber daya manusia di kementerianya agar semakin unggul.

"Kemudian rekrut yang cumlaude-cumlaude, refresh better quality SDM KKP supaya lebih baik, restrukturisasi organisasi itu dalam internal kkp," terangnya.

Selain itu, tata kelola perikanan tangkap dan perizinan menurutnya masih menjadi fokus pemerintah yang perlu ditingkatkan.

"Perikanan tangkap tata kelola masih harus dibenahi, perizinan, alokasi. Jangan sampai laut RI dikuasai 10 ribu kapal tapi sebenarnya orang-orangnya itu-itu saja. Jangan sampai destructive fishing hancurkan terumbu karang," kata dia.

"Kemudian keberlanjutan, pemerataan dan konservasi-konservasi wilayah perairan yang memang sudah dialokasikan negara untuk komitmennya kepada PBB. Bangun sdm, poltek-poltek tambahan, karena itu sumber pekerjaan baru," tambah Susi Pudjiastuti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya