Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mulai tidak puas dengan menenggalamkan kapal ilegal saja. Ia pun sudah mulai mengincar aktor intelektual dari kejahatan maritim ini.
Hal tersebut berkaca pada pengalamannya dalam menangani kasus sebuah kapal pengangkut ikan besar bermuatan 3.000 ton ikan di Sabang, serta kapal-kapal lainnya seperti MV Viking dan STS 50 beberapa waktu silam.
Menteri Susi bercerita bahwa meskipun pihaknya berhasil menangkap kapal dan menyita muatan ikan senilai Rp 20 miliar yang berada di dalamnya, para pemilik kapal dan aktor intelektual yang sesungguhnya belum berhasil tersentuh oleh aparat penegak hukum.
Advertisement
Baca Juga
"Saya tengelamkan kapal 1.200 GT. Pemiliknya siapa dan di mana? Masa kapal segede itu tidak ada pemiliknya? Hal seperti ini tidak boleh terjadi," ucap Menteri Susi pada kuliah umum di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisan Jakarta, seperti dikutip pada Minggu (30/6/2019).
Kuliah umum itu diberikan kepada para peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri tahun ajaran 2019. Temanya adalah “Meningkatkan Kemampuan Manajerial dan Kepemimpinan Tingkat Tinggi yang Unggul dan Berintegritas di Era Demokrasi dan Globalisasi yang Promoter untuk Mewujudkan Keamanan Dalam Negeri dalam Rangka Mendukung Pembangunan Nasional”.
Menteri Susi mengatakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki keterbatasan untuk menangani perkara serupa. Saat ini, KKP hanya mampu menghukum pelaku fisik/pelaku lapangan.
Guna mengatasi hal tersebut, pendidikan dalam lembaga polisi harus semakin ditingkatkan agar kemampuan polisi dalam mengusut berbagai kasus kejahatan di laut pun menjadi lebih tepat sasaran. Pertanggung jawaban pidana korporasi dalam arti yang luas harus dikuasai oleh para penyidik Polri.
Menteri Susi pun menyampaikan pentingnya peran aparat dalam menjaga kedaulatan Indonesia, salah satunya dalam menindak pemiik kapal perikanan asing.
“Negara maju, negara modern, negara yang sejahtera itu biasanya satu syarat utamanya, penegakan hukum berusaha untuk menuju ke arah yang berintegritas. Kemudian, diiringi oleh pembangunan kesejahteraan dan yang lainnya. Bila ini jalan, maka investasi bisnis akan hidup,” tegasnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Menteri Susi Tidak Main-main
Menteri Susi menjelaskan, keseriusan untuk mengusut para pelaku kejahatan di laut sangat penting mengingat tingginya nilai ekonomi yang terdapat di dalamnya. Hal ini terbukti dengan keberhasilan upaya pemberantasan illegal fishing yang memberikan berbagai dampak positif terhadap ekonomi selama 4,5 tahun terakhir.
Hilangnya kapal-kapal eks asing dari perairan Indonesia terbukti meningkatkan stok ikan di perairan Indonesia. Hal ini pun berdampak positif pada kesejahteraan hidup para nelayan dan pelaku usaha perikanan, serta menjadikan laut kita saat ini tidak terlalu terbebani daya dukung ekosistemnya.
“Stok ikan kita naik dari tujuh juta dalam dua tahun menjadi 12 juta lebih. Nilai tukar usaha perikanan naik bahkan sampai 20 persen lebih,” ucapnya Menteri Susi.
“Ekspor mulai merangkap naik dan bapak-bapak harus ketahui, pajaknya naik dari Rp 800 miliar di tahun 2014 jadi Rp1,6 triliun di tahun 2018,” lanjutnya.
Selain itu, saat ini Indonesia juga tercatat sebagai negara dengan neraca perdagangan perikanan tertinggi di Asia Tenggara, menggeser Thailand yang sebelumnya bertengger pada urutan pertama.
Advertisement
Laut untuk Rakyat
Menteri Susi menambahkan betapa pentingnya untuk menjaga laut, yang dinilainya merupakan satu-satunya sumber daya alam (SDA) yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat tanpa modal tinggi. Hal ini tak lepas dari tak terbatasnya akses terhadap laut yang tak bisa dibatasi kepemilikannya oleh perorangan atau pun kelompok tertentu.
“Satu-satunya SDA yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat tanpa modal tinggi ya perikanan. Tambang, minyak itu tidak mungkin masyarakat umum bisa akses. Laut ini satu-satuya yang tidak ada kavling-kavling,” tuturnya.
Menutup arahannya, Menteri Susi berharap agar para peserta semakin memahami pentingnya menjaga laut sebagai masa depan bangsa. “Saya titipkan laut maritim kita kepada bapak-bapak semua. Menjaga laut masa depan bangsa itu adalah benar karena daratan kita akan berkurang, pertanian kita akan berkurang. Potensi kita ada di mana? Ya di laut,” tandasnya.
Sebagai informasi, Sespimti merupakan sekolah yang diperuntukan bagi anggota Polri dan TNI yang berpangkat setingkat Komisaris Besar Polisi dan Kolonel yang akan naik pangkat ke Perwira Tinggi setingkat Brigadir Jenderal.