Liputan6.com, Jakarta - Produsen ponsel asal China, Huawei terus memperluas pangsa pasarnya di Indonesia. Salah satunya dengan menggelar Indonesia Enterprise Service Summit 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta.
Roger Hong selaku Marketing Manager, Shan Hai Map mengatakan, selama ini masyarakat Indonesia lebih banyak mengenal Huawei sebagai produk telekomunikasi. Padahal sebenarnya Huawei juga mempunyai beragam produk seperti Huawei Cloud yang lebih dari 30 tahun pelayanan dalam bidang teknologi dan infrastruktur.
"Saat ini Huawei Cloud telah menyediakan platform cloud yang stabil, aman dan terus berkembang di Indonesia," ungkap dia di Jakarta, Kamis(11/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menurut dia, platform Cloud Huawei merupakan layanan public cloud computing yang terdiri dari beragam layanan. Platform dari Huawei ini menyediakan beragam layanan hosting mulai dari layanan untuk komputasi, storage dan aplication development yang berjalan pada hardware yang diciptakan oleh Huawei.Â
"Sejalan dengan tingkat perkembangan teknologi komunikasi yang kian pesat, maka metode komunikasi pun mengalami perkembangan yang sangat cepat," kata dia.
Selain Huawei, perusahaan yang bergerak di bidang software as a service dan platform as a service yang ikut berpartisipasi dalam event kali ini adalah Yonyou dan Nxcloud. Yonyou merupakan perusahaan China yang berbasis di Saingapura dengan spesialisasi penelitian, pengembangan dan penyediaan software sebagai solusi untuk berbagai sistem informasi management perusahaan yang terintegrasi.
Produk yang disediakan antaralain adalah ERP yaitu paket sistem dan software yang digunakan oleh perusahaan untuk mengelola kegiatan bisnis harian mereka. Seperti halnya pengelolaan keuangan, pengadaan, produksi, proyek, SDM, dan lain-lain.Â
Sistem ini dapat memfasilitasi bisnis dengan informasi real time dan akurat, sehingga customers dapat membuat keputusan bisnis dengan baik berdasarkan data yang dihasilkan.
Sedangkan Nxcloud merupakan perusahaan penyedia layanan telekomunikasi yang terintegrasi untuk perusahaan global dan telah bekerjasama lebih dari 500 operator telekomunikasi di seluruh dunia. Serta menyediakan layanan global voice, global SMS, global IOT, dan global data purchase service yang menjangkau 226 negara dan 96 persen pengguna ponsel.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selain Huawei, 5 Perusahaan China Ini Juga Masuk Daftar Hitam AS
Huawei masuk ke daftar hitam perdagangan Amerika Serikat (AS). Perusahaan asal Tiongkok ini dilarang membeli peralatan dan komponen dari perusahaan AS. Perusahaan asal AS juga dilarang menjalin hubungan bisnis dengan Huawei.
Selain Huawei, lima perusahaan asal China lain juga masuk daftar hitam AS. Kelima perusahaan tersebut terlibat dalam superkomputer yang berkaitan dengan militer.
Pemerintah AS mengklaim langkah ini dilakukan atas dasar keamanan nasional, sebagai pembenaran untuk menolak akses geopolitik Asia ke teknologi AS. Padahal, kedua pemimpin negara, Donald Trump dan Xi Jinping, dilaporkan akan bertemu untuk mengurangi perselisihan di bidang perdagangan.
Dilansir Indian Express, Minggu (23/6/2019), lima perusahaan itu termasuk pembuat superkomputer Sugon, yang sangat bergantung pada pemasok AS seperti pembuat chip Intel, Nvidia, dan Advanced Micro Devices.
Empat lainnya adalah Institut Teknologi Komputasi Wuxi Jiangnan dan tiga lainnya terafiliasi dengan Sugon. Departemen Perdagangan AS menyebut kegiatan mereka 'bertentangan dengan keamanan nasional dan kepentingan kebijakan luar negeri AS.
Advertisement
Operator Inggris Bergantung pada Huawei untuk 5G
Surat kabar Inggris, The Observer, mengungkapkan operator-operator besar di Inggris membangun jaringan 5G mereka dengan bantuan dari Huawei. Perusahaan asal Tiongkok ini terlibat dalam pembangunan stasiun 5G di enam dari tujuh kota di negara tersebut.
Dilansir GSM Arena, Selasa (9/7/2019), operator-operator tersebut termasuk Vodafone, yang telah meluncurkan konektivitas terbaru itu.
Di sisi lain, Huawei juga membangun ratusan base transceiver station (BTS) untuk EE, serta sudah memenangkan kontrak dengan Three dan O2.
Sejauh ini, pemerintah Inggris belum memutuskan Huawei sebagai ancaman keamanan nasional. Sementara itu, perusahaan-perusahaan telekomunikasi tersebut memutuskan bekerja sama dengan Huawei untuk bagian-bagian non-inti dari sistem mereka, meskipun ada kemungkinan konsekuensinya.
Negara yang sudah menegaskan pemblokiran terhadap Huawei adalah Amerika Serikat (AS). Negara tersebut pada Mei lalu menempatkan Huawei pada Entity List, yang pada dasarnya melarang perusahaan-perusahaan AS menjalin bisnis dengan Huawei.
Pejabat Inggris dilaporkan sedang mempertimbangkan masalah ini, dan mereka masih berdebat tentang sejauh mana perusahaan tersebut harus dibatasi.
Masalah AS dan Huawei sendiri, salah satunya dilaporkan karena perang dagang antara AS dan Tiongkok. Selain itu, juga karena tudingan Huawei sebagai mata-mata Tiongkok.
Adapun Huawei sebelumnya mengonfirmasi telah memiliki kontrak untuk 50 jaringan 5G, dengan total sekira 150 ribu BTS. Menurut laporan, para operator jaringan sendiri senang menggunakan peralatan Huawei. Â