Bareng Bank Dunia, Bappenas Akan Hitung Seluruh Kekayaan Alam Indonesia

Data Waves akan digunakan dalam menyusun rancana pembangunan nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jul 2019, 13:01 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2019, 13:01 WIB
Pertambangan
Ilustrasi Foto Pertambangan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian PPN/Bappenas meluncurkan produk hasil kegiatan Waves fase I. Waves merupakan program kerja sama pemerintah dengan Bank Dunia dalam melakukan penghitungan neraca Sumber Daya Alam (SDA).

Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Arifin Rudiyanto, menyebutkan bahwa selama ini Indonesia belum pernah melakukan penghitungan SDA secara keseluruhan.

"Kita perlu menghitung berapa sih SDA yang kita miliki, apa saja yang kita miliki, apa fungsinya, dimana itu berada karena negara kepulauan kita harus tahu di Sumatera, di Jawa," kata dia, dalam acara peluncuran di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (26/7/2019).

Dia mengungkapkan, Indonesia menjadi satu dari 20 negara yang tergabung dalam program Waves bersama Bank Dunia tersebut.

"Proyek Waves ini kerja sama dengan BPS dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan dan kementerian lain mengembangkan sistem ini. Sistem menghitung neraca atau menghitung SDA yang kita miliki sekaligus nilai ekonominya," ujarnya.

Data Waves tersebut, nantinya digunakan dalam menyusun rancana pembangunan nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang.

"Kita akan menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Jadi tidak ada lagi nanti pertentangan antara pertumbuhan ekonomi dan lingkungan," ujarnya.

 

BPS Telah Punya

Lubang Tambang Batu Bara
Pemprov Kalimantan akan membentuk tim khusus penanganan lubang bekas tambang batu bara yang sudah menewaskan 35 orang. (Liputan6.com/ Abelda Gunawan)

Saat ini, kata dia, Badan Pusat Statistik telah memiliki program serupa, namun dengan adanya kerja sama tersebut metodologi yang digunakan menjadi berstandar global sehingga nantinya bisa diperbandingkan dengan data negara lain.

Data ini, selanjutnya dijadikan dasar untuk membuat perencanaan sekaligus sebagai instrumen untuk memonitor pelaksanaan pembangunan di Indonesia.

Dia memisalkan, ketika angka pertumbuhan ekonomi meningkat sekian persen maka harus diketahui pula dampak lingkungan yang terjadi.

Sehingga pertumbuhan ekonomi nantinya tidak akan menjadi kontradiktif dengan kelestarian lingkungan.

 

Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Tambang Batubara
Pertambangan batu bara di Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. (Liputan6.com/ Abelda Gunawan)

Dia menjelaskan, pembangunan yang terus dilakukan memang akan menggenjot angka pertumbuhan ekonomi. Namun di lain pihak, daya tampung dan daya dukung lingkungan bisa tergerus sebab banyak lahan pertanian disulap menjadi kawasan lain misal industri atau jalan tol.

Dengan adanya data Waves, dia menyatakan hal seperti itu akan dapat diminimalisir. Sehingga pertumbuhan ekonomi akan tetap sejalan dengan kelestarian lingkungan dan SDA yang tetap terjaga.

"Jadi kita bisa melihat dalam jangka panjang nanti kalau ada satu saja dari ekosistem kita yang rusak atau apa, kita punya semacam early warning system, sistem peringatan dini, oh kita tidak bisa terus menerus seperti ini, kita harus perhatikan daya dukung daya tampungnya misalnya," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya