Mentan: Pemerintah Siap Hadapi Musim Kemarau Panjang

Menteri Pertanian Amran Sulaiman berkeyakinan pemerintah bisa menanggulangi kemarau panjang.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 01 Agu 2019, 20:15 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2019, 20:15 WIB
Kementan Raih Opini WTP Tiga Tahun Berturut-Turut, Pertama Dalam Sejarah
Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) beberapa waktu lalu sempat merilis data, bahwa musim kering atau musim kemarau pada tahun ini akan berjalan lebih panjang, yakni dimulai dari Juli hingga Oktober 2019. Namun begitu, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman berkeyakinan pemerintah bisa menanggulanginya.

Sebab, ia mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) telah membuat sejumlah sarana prasarana demi menanggulanginya dengan beberapa instansi lain, seperti Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).

"Bukan apa yang dilakukan, yang sudah dilakukan. Kita sudah rancang membangun infrastruktur bersama Kementerian Desa seperti embung," ungkap dia di Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Upaya kedua, ia melanjutkan, pihaknya juga telah membangun jaringan irigasi tersier. Bahkan, proses konstruksinya pun saat ini telah berhasil melampaui arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Target bapak presiden, dalam waktu 3 tahun bisa selesai 3 juta. Alhamdulillah, sekarang sudah selesai 3,4 juta ha dalam waktu kurang lebih 1,5 tahun setengah," jelas dia.

Menteri Amran pun menambahkan, Kementan juga telah menyediakan alat mesin pertanian yang disebutnya mampu menekan separuh biaya produksi.

"Kita menyiapkan alat mesin pertanian yang dibutuhkan petani yang efisien dan bisa menekan biaya produksi 50 persen," ujar Menteri Amran.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kolaborasi Kementan dan Kemendes Sukses Dongkrak Ekspor Pertanian

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, eksporproduk pertanian yang terus meningkat salah satunya bisa tercapai berkat adanya kerjasama antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Desan, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).

Dia mengatakan, kolaborasi ini terbangun lantaran kedua belah pihak menjadikan kesejahteraan petani sebagai pertimbangan utama. Itu kemudian tersalurkan lewat pembangunan embung yang menjadi sumber daya air bagi lahan pertanian.

"Intinya, pendekatan kita adalah pendekatan kesejahteraan petani. Dengan banyak program kita canangkan dan jalankan sekarang, termasuk membangun embung. Ini kita sinergi dengan Kementerian Desa, ini ada 20 ribu unit embung kita bangun bersama," tuturnya di Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Langkah selanjutnya, ia meneruskan, Kementan dan Kemendes PDTT berupaya untuk meningkatkan sisi produktivitas setiap petani. Menurutnya, ada benetapa hal yang harus dipenuhi guna dapat meningkatkan produktivitas.

"Seperti menyiapkan bibit unggul, menyiapkan air dan embung. Kita juga menyiapkan alat mesin pertanian, kita mentransformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Sehingga petani kita produktif, biayanya rendah, bisa kita pangkas sampai 50 persen," ungkapnya.

"Kemudian bibit unggul yang kita bagikan, kita target 500 juta bibit unggul ke depan. Dan itu gratis untuk petani. Bibit unggul yang kita tanam ini betul-betul tersertifikasi," dia menambahkan.

 

Produksi Naik Tiga Kali Lipat

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan panen perdana bawang putih di Banyuwangi, Kamis (22/3/2018).
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan panen perdana bawang putih di Banyuwangi, Kamis (22/3/2018).

Hasilnya, ia menyebutkan, petani bisa mendongkrak sisi produksi menjadi 2-3 kali lipat lebih besar. Hal itu kemudian turut berdampak terhadap jumlah ekspor produk pertanian yang terus mengalami peningkatan.

Sebagai catatan, angka produk pertanian Indonesia pada 2013 tercatat hanya sekitar 33,5 juta ton. Nominal tersebut terus bertambah, hingga pada 2017 dan 2018 lalu catatan ekspor produk pertanian melonjak jadi 41,3 juta ton dan 42,5 juta ton.

"Alhamdulillah, hasilnya pertanian saat ini kerjasama dengan Kemendes, ekspor kita naik, dan tertinggi dalam sejarah. Ekspor pertanian dari awal pemerintahan Jokowi-JK itu hanya 33 juta ton. Hari ini mencapai 42,5 juta ton," tukas Menteri Amran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya