Liputan6.com, Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf Amin)akan memimpin Indonesia dalam lima tahun mendatang mulai Oktober 2019 ini. Tak ada waktu untuk bersantai-santai, keduanya dinilai harus segera tanjap gas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Direktur Eksekutif Economic Action Indonesia (EconAc) Ronny P Sasmita mengatakan ada beberapa hal yang bisa dijadikan tolak ukur kinerja Jokowi-Ma'ruf dalam lima tahun mendatang. Apa saja hal itu?
Dalam Kabinet Kerja Jilid II nantinya harus mampu mengeluarkan Indonesia dari jebakan pertumbuhan ekonomi 5 persen.
Advertisement
"Sejarah berbagai negara maju menunjukkan, ketika mengalami bonus demografi, laju pertumbuhan ekonominya seharusnya ada di rentang 7 persen, bahkan 10 persen. Dalam jangka waktu kurang dari dua dekade, PDB per kapita negara-negara yang sukses tersebut kemudian terdongkrak hingga menembus level USD 12 ribu," kata Ronny kepada Liputan6.com, Sabtu (3/8/2019).
Baca Juga
Sedangkan Indonesia, kata Ronny, saat sedang menikmati bonus demografi, laju pertumbuhan ekonomi tak pernah menembus 5,5 persen dalam lima tahun terakhir.
Dengan PDB per kapita yang belum menembus USD 4.000, Ronny mewanti-wanti, Indonesia dipastikan terancam momok middleincome trap.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak Ada Kata Terlambat
Dia menambahkan, kondisi buruk masih bisa dihindari dengan memacu pembangunan industri manufaktur. Kontribusi industri manufaktur terhadap PDB yang terus menurun harus kembali ditingkatkan.
"Kuncinya ada pada kebijakan pemerintah yang pro-industri dan konsisten menjalankanya. Jokowi harus memberi The winning team tanggung jawab secara jelas," tambah dia.
"Mereka seharusnya bukan saja figur yang memiliki kompetensi di bidangnya, melainkan mempunyai kemampuan berkoordinasi, bekerja dalam tim, dan mengutamakan kepentingan nasional," Rony menegaskan.
Dijelaskan Ronny, pembagian tugas di antara tim ekonomi harus terukur dan bisa dievaluasi perkembangannya dalam jangka waktu pendek.
"Dan sebagai Presiden di periode kedua, Jokowi sudah selayaknya fokus membenahi persoalan-persoalan utama ekonomi dengan cara dan strategi yang terukur, baik untuk legacy di satu sisi dan untuk membuktikan diri bahwa coblosan kedua dari publik tak menyisakan kekecewaan di sisi yang lain," pungkasnya.
Advertisement