Mati Lampu Separuh Jawa karena Efisiensi PLN?

Ada dugaan PLN mendapatkan tekanan oleh Kementerian BUMN untuk meningkatkan kesehatan keuangan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Agu 2019, 15:15 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2019, 15:15 WIB
Plt Dirut PLN Beri Keterangan Usai Bertemu Komisi VII DPR
Plt Dirut PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani memberi keterangan usai bertemu Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/8/2019). Sripeni mengatakan dirinya memaparkan kepada Komisi VII DPR mengenai kronologi pemadaman listrik massal. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi VII DPR RI menduga mati lampu di separuh Jawa pada Minggu kemarin merupakan dampak dari upaya efisiensi yang diinstruksikan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Anggota Komisi VII DPR RI Bara Hasibuan‎ mengatakan‎, banyak kemungkinan yang menjadi penyebab putusnya sirkit utara Ungaran-Pemalang sistem Jawa Bali 500 kilo Volt (kV). Putusnya sirkit tersebut mengakibatkan separuh Pulau Jawa padam.

"Penyebabnya bisa macam-macam," kata Bara, di Jakarta, Selasa (7/8/2019).

Wakil Ketua Umum PAN ini menduga, salah satu penyebab mati lampu adalah tekanan efisiensi dari Kementerian BUMN, untuk membuat keuangan lebih sehat.

"Saya ada dugaan PLN mendapatkan tekanan oleh Kementerian BUMN untuk meningkatkan kesehatan keuangannya," tuturnya.

Bara pun mengkawatirkan, efisiensi yang dilakukan PLN mengorbankan pemeliharaan aset. Dengan begitu, efisiensi PLN perlu dievaluasi sebab perusahaan tersebut tidak hanya mengejar keuntungan saja, tetapi memberikan pelayanan ke masyarakat.

"Ini harus kita lihat semuanya. Karena PLN bukan harus mengejar profit. Dalam Undang-Undang negara bertanggungjawab melayani dan PLN ditugaskan. Ternyata PLN tidak berjalan optimal," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

DPR Nilai Polisi Terlalu Cepat Simpulkan Penyebab Mati Lampu Massal

Plt Dirut PLN Beri Keterangan Usai Bertemu Komisi VII DPR
Plt Dirut PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani memberi keterangan usai bertemu Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/8/2019). Sripeni mengatakan dirinya memaparkan kepada Komisi VII DPR mengenai kronologi pemadaman listrik massal. (Liputan6.com/JohanTallo)

Kepolisi telah mengumumkan hasil investigasi sementara penyebab padamnya listrik di Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Mati lampu massal itu diduga disebabkan pohon yang terlalu tinggi hingga mengganggu jaringan listrik.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi III DPR Arsul Sani menilai, polisi terlalu cepat menyimpulkan masalah mati lampu di hampir separuh Pulau Jawa. Menurutnya, polisi seharusnya melakukan investigasi mendalam.

"Kesimpulan Mabes Polri yang terlalu cepat. Investigasinya diperdalam dulu, bahwa kesimpulan itu bisa jadi benar, tetapi kan kesannya kalau itu belum diselidiki dengan mendalam, dan peninjauan lapangan belum dilakukan secara benar dan teliti, menurut saya terlalu cepat untuk itu," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/8/2019).

Arsul menilai seharusnya polisi bisa menyelidiki kemungkinan lain penyebab mati lampu massal itu. Sehingga memunculkan hasil yang lebih akurat

"Tetapi kalau belum apa-apa langsung disimpulkan seperti itu, kalau nanti ada fakta yang lain kan jadi seolah-olah Porli kita ini ndak akurat jadinya," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya