Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) siap memodali proyek infrastruktur yang direncanakan pemerintah dengan menggunakan dana yang dihimpun dari asuransi jiwa.
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan, asuransi jiwa memungkinkan untuk memodali pembangunan infrastruktur. Sebab dana yang dihumpun sifatnya jangka panjang untuk disalurkan ke pesertanya.
"Ada satu karakteristik industri asuransi jiwa yang mungkin tidak dimiliki banyak industri keuangan lainya, kontrak polis asurnasi jiwa jangka panjang contoh 20 tahun kedepan, polis pendidikan sampai sarjana atau polis asurnasi jiwa seumur hidup jadi kontrak jangka panjang," kata Budi, di Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Budi, dengan pendaan jangka panjang maka bunga pinjaman pun menjadi bisa lebih rendah dibanding bunga pinjaman yang diberikan perbankan. Dia pun menyebut bungan pinjaman bisa dibawah 10 persen.
"Hari ini dana pembangunan infrastruktur diambil dari bank ada sedikit catatan ketika pembangunan infrastruktur didanai dengan kredit perbankan, pada umumnya berasal dari pihak ketiga wujudnya Giro, tabungan dan deposito sifatnya jangka pendek. Tapi harus diinvestasikan jangka panjang, karena itu adalah risiko maka biasanya tingkat bunga agak tinggi," papar Budi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Insentif
Minat AAJI untuk memodali pembangunan infrastruktur telah dibicarakan dengan beberapa lembaga pemerintah. Namun Budi menginginkan adanya insentif bagi industri keuangan asuransi jiwa berupa keringan pajak. Dengan begitu membuat minat masyarakat untuk mengikuti asuransi jiwa meningkat.
"Kupon obligasinya misalnya bisa mendapatkan kemudahan pajak, maka ini akan beneficial buat asuransi jiwa dan buat pemegang polis kemudian kedua kalau ada usulan kedua bisa distujui apa yang dibayarkan untuk premi proteksi asurnasi jiwa bisa mendpatkan kemudahan pajak dari PPh turun sedikit," tandasnya.
Advertisement
Bisnis Waralaba di Daerah Menjamur Berkat Pembangunan Infrastruktur
Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) menyatakan, pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan pemerintah hingga ke pelosok Indonesia sangat berdampak pada perkembangan bisnis waralaba atau frachise di daerah.
Ketua Umum Perhimpunan WALI Levita Ginting Supit mengatakan, pihaknya yakin kegiatan bisnis waralaba di pelosok daerah bakal terus menjamur dengan terbangunnya infrastruktur.
"Kita optimis, apalagi pemerintah saat ini telah membangun infrastruktur di daerah-daerah. Tentu pasti terjadi peningkatan untuk bisnis franchise yang diambil oleh pelaku usaha," ujar dia di Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Dia pun menceritakan, geliat bisnis waralabaselama ini tidak terlalu masuk sampai ke daerah lantaran terkendala fasilitas infrastruktur seperti pelabuhan, bandara hingga jalur darat yang tidak menunjang.
"Jadi pada saat pengantaran daripada produk-produk bisnis tersebut, itu kan satu lama, yang kedua bisa macet di jalan, yang ketiga belum tentu aman. Misal dibawa dari sini 1 truk, sampai sana cuman setengah truk. Itu yang membuat perkembangan bisnis franchise selama ini agak tidak terlalu berkembang di daerah," tuturnya.
"Tapi dengan adanya pelabuhan, airport baru, jalan (darat) yang bisa sampai ke sana, itu membuat pelaku usaha semakin semangat untuk membuka usaha itu di daerah-daerah," dia menambahkan.