Liputan6.com, Jakarta - Jalan Tol Layang Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) II ruas Kunciran-Serpong ditargetkan bisa beroperasi pada Triwulan IV 2019. Saat ini, progres konstruksi proyek jalan tol sepanjang 11,135 km tersebut telah mencapai 97,02 persen.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Danang Parikesit, optimis pengerjaan Tol JORR II ruas Kunciran-Serpong akan selesai pada akhir September 2019, sehingga dapat beroperasi pada akhir tahun ini.
Advertisement
Baca Juga
"Untuk konstruksi dapat selesai di akhir bulan dan dapat beroperasi di akhir Triwulan IV 2019. Untuk kelancaran penyelesaian konstruksi dan pengoperasian ruas Kunciran-Serpong tetap perlu berkoordinasi dengan ruas Cengkareng-Batuceper-Kunciran, serta ruas Serpong-Cinere," jelasnya dalam sebuah keterangan tertulis, Jumat (13/9/2019).
Adapun Jalan Tol JORR II ruas Kunciran-Serpong dibagi menjadi 2 paket pekerjaan, yaitu Paket 1 ruas Kunciran-Parigi sepanjang 6,711 Km dan Paket 2 ruas Parigi-Serpong sepanjang 4,424 Km.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pengerjaan Per Paket
Pengerjaan Paket 1 ruas Kunciran-Parigi masih dalam tahap konstruksi yang sudah mencapai 95,39 persen, sedangkan untuk pekerjaan Paket 2 sudah mencapai 100 persen. Sehingga total progres pekerjaan hingga awal September 2019 telah mencapai 97,02 persen.
PT Marga Trans Nusantara (PT MTN) selaku anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang mengelola Jalan Tol JORR II ruas Kunciran-Serpong, memastikan akan tetap fokus pada 3 persen sisa pekerjaan berupa penyelesaian pekerjaan Jembatan Bhayangkara Lama dan Jembatan Duta Bintaro yang juga ditargetkan selesai akhir bulan ini.
"Setelah itu maka kami akan melanjutkan ke tahap uji laik fungsi dan uji laik operasi, dimana PT MTN tetap akan mengutamakan keamanan, kerapihan dan kebersihan lapangan saat tahap uji laik berlangsung," ujar Direktur PT MTN Truly Nawangsasi.
Advertisement
Pemerintah Target Bangun 1.500 Km Jalan Tol dalam 5 Tahun ke Depan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana meningkatkan pembangunan jalan tol pada periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi) di 2019-2024 hingga sekitar 1.500 km.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin mengatakan, target tersebut telah ditetapkan pemerintah dalam Rencana Strategis (Renstra) 2019-2024.
"Jalan tol 5 tahun yang lalu kan targetnya 1.000 km. Sekarang (5 tahun ke depan) targetnya 1.500 km," ungkap Syarif dalam seminar Industry Briefing Konstruksi Indonesia di Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Dia menambahkan, rencana tersebut bisa saja berjalan mulus atau sebaliknya. "Dalam perjalanannya tol itu bisa mencapai 1.800 tiap tahun. Jadi target ini bisa saja dilampaui, bisa saja mungkin tidak tercapai akibat mungkin dari sisi non-teknis," sambungnya.
Untuk rencana pembangunan konstruksi 5 tahun mendatang, ia melanjutkan, pemerintah memiliki program baru, yakni membangun ibu kota negara di Kalimantan Timur.
Dari segi pembiayaan, pembangunan ibu kota baru disebutnya berasal dari beberapa komponen. Antara lain lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Syarif menyampaikan, seluruh kegiatan pembangunan konstruksi untuk 5 tahun ke depan bakal mengandalkan anggaran serta konsolidasi dengan pihak swasta.
"Kalau kita lihat dari sisi biaya, maka program untuk 5 tahun ke depan itu hampir sama dengan program rencana untuk pembangunan ibu kota negara. Ini jadi hal yang penting dalam proses pembangunan 5 tahun ke depan," tukas dia.