Dibiayai Negara, Sri Mulyani Minta Lulusan STAN Punya Integritas Tinggi

Sri Mulyani menegaskan bagi para pengelola keuangan negara, integritas merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Sep 2019, 12:45 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2019, 12:45 WIB
Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 TSri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan pentingnya integritas bagi jajaran pengelola keuangan negara. Hal ini dia sampaikan dalam acara wisuda PKN STAN.

Dia menegaskan pemerintah telah alokasi dana pendidikan salah satunya dipakai untuk biaya pendidikan para calon pengelola keuangan di PKN STAN.

"Saya ingin yang lulus hari ini menyadari bahwa anda dibiayai uang negara. Anda produk sah dari RI yang gunakan sumber daya keuangan negara untuk hasilkan orang pilihan bagi negara," kata dia, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (19/9/2019).

Karena itu, dia menegaskan bagi para pengelola keuangan negara, integritas merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar.

Dia berharap kesadaran tersebut selalu dipegang oleh setiap lulusan dalam menjalankan tugas ke depan. Sehingga kehadirannya dapat berkontribusi bagi perbaik serta peningkatan mutu pengelolaan keuangan negara.

"Anda harapan RI anda miniatur Indonesia. Kesadaran Indonesia kalian harus dipelihara. Jangan khianati Republik Indonesia, karena anda anak kandung Republik Indonesia," tegas Sri Mulyani.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pesan Sri Mulyani ke Penerima LPDP: Jangan Khianati Indonesia

30 Wajib Pajak Dapat Penghargaan dari Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi sambutan saat memberikan apresiasi dan penghargaan kepada 30 Wajib Pajak (WP) di Jakarta, Rabu (13/3). Acara ini mengambil tema 'Sinergi Wujud Cinta Negeri'. (Liputan6.com/JohanTallo)

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali mengundang ratusan penerima beasiswa (awardee) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan. Acara yang mengusung tema "Kembali Untuk Negeri' ini merupakan wadah temu alumni dan awardee LPDP lintas angkatan.

Dalam sambutannya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pesan kepada seluruh penerima beasiswa LPDP. Dia meminta, agar seluruh alumni maupun peserta dapat berkontribusi besar terhadap pembangunan Indonesia ke depan.

"Jadi, alumni pertama sampai terakhir merupakan mata rantai yang enggak terputus untuk menjaga NKRI. Jangan khianati RI. Terima kasih saja tidak cukup. Kalian harus memberi lebih banyak pada masyarakat. Lewat pemikiran, kerja keras, prestasi. Dan yang paling penting berikan hati Anda hanya untuk Indonesia,” kata Sri Mulyani dalam sambutannya, pada Jumat 15 Maret 2019. 

Sri Mulyani menyampaikan dana pendidikan yang mereka dapatkan lewat LPDP bersumber dari APBN. Di mana, dana tersebut merupakan investasi dana pendidikan abadi pendidikan yang sengaja digelontorkan untuk penguatan SDM.

"Ini juga merupakan tekad Presiden Joko Widodo untuk mengatasi kendala di sektor SDM," imbuhnya.

Kemudian, untuk membuktikan bentuk kecintaan terhadap Indonesia, di tengah sambutannya Sri Mulyani sempat bertanya kepada para peserta.

“Cinta enggak sama Indonesia?" tanya Sri Mulyani kepada seluruh peserta.

Kemudian, pernyataan Sri Mulyani ditanggapi berbagai jawaban dari para peserta. Lantas kemudian, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu merespons kembali daripada jawaban para peserta.

"Kok (jawabannya) enggak kompak? Ngeselin,” katanya.

Pertanyaan tersebut menurut Sri Mulyani harus dijawab dengan jujur dan sungguh-sungguh. Sebab, menurutnya para penerima beasiswa LPDP merupakan garda terdepan dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya