Izin Impor Sapi Brasil Masih Tunggu Rekomendasi Kementan

Ada 3 BUMN yang masing-masing mendapat jatah impor daging sapi dari Brasil.

oleh Bawono Yadika diperbarui 04 Okt 2019, 09:44 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2019, 09:44 WIB
20160125-Harga Daging Sapi di Jakarta Melonjak Hingga Rp 130 Ribu/Kg-Jakarta
Pedagang memotong daging sapi di Pasar Senen, Jakarta.(Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Batu - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengaku belum bisa mengeluarkan izin impor daging sapi Brasil. Izin impor masih menunggu protokol rekomendasi di Kementerian Pertanian (Kementan).

Seperti diketahui, ada 3 BUMN yang masing-masing mendapat jatah impor daging sapi dari Brasil. Adapun ketiga perusahaan BUMN tersebut ialah Perum Bulog (30 ribu ton), Perusahaan Perdagangan Indonesia/PPI (10 ribu ton) dan PT Berdikari (10 ribu ton).

"Brasil belum, karena protokol antara Kementannya belum. Diharapkan bulan ini selesai. Proses protokol di kementannya," ujar dia di Batu, Jawa Timur, Kamis Malam (3/10/2019).

Enggar menjelaskan, jika ketiga BUMN telah mendapatkan rekomendasi dari Kementan, maka Kemendag bisa langsung memberikan izin impor.

"Mereka harus memenuhi prosesnya yakni ke Kementan baru ke kami. Kalau rekomendasinya sudah keluar maka otomatis bisa kita keluarkan," ujar dia.

Asal tahu saja, semula PT Berdikari menargetkan 10 ribu ton daging sapi sudah dapat masuk ke RI pada pekan awal Oktober ini. Namun, impor belum bisa terlaksana.

Pihaknya pun meminta agar mereka segera mengajukan izin. "Diharapkan bulan ini selesai," pungkas dia.

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

 

Bulog Rampungkan Impor 18 Ribu Ton Daging Kerbau Akhir Tahun Ini

20160902-Bulog Promosikan Daging Kerbau Sebagai Pengganti Daging Sapi-Jakarta
Pengunjung saat memilih daging kerbau pada acara sosialisasi di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Jumat (2/9). Pemerintah melalui Bulog memang menargetkan akan mendatangkan 750 ton daging kerbau impor dari India. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perum Bulog akan mendatangkan sisa jatah impor daging kerbau sebesar 18 ribu ton secara bertahap hingga akhir tahun ini. Adapun pada 2019, perusahaan plat merah ini mendapat wewenang untuk mengimpor 80 ribu ton daging kerbau untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging di dalam negeri.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan, pihaknya hanya mendapat jatah impor 80 ribu ton daging kerbau, bukan 100 ribu ton seperti yang banyak diberitakan. Saat ini, Bulog disebutnya telah gencar mendatangkan daging sapi dari luar sehingga hanya tinggal menyelesaikan sisa kuota sebanyak 18 ribu ton.

"Tidak 100 ribu (ton), 80 ribu ton, itu karena dipotong kuota 20 ribu ton untuk ditukar daging sapi Brasil, sehingga kita punya kuota 80 ribu ton, sisa 18 ribu ton, ini sudah bertahap, kita prediksi Desember awal bertahap datang semua," ujar pria yang akrab disapa Buwas ini di Jakarta, Jumat (20/9/2019).

Buwas menuturkan, pendatangan daging kerbau secara bertahap itu sengaja dilakukan lantaran pihaknya tak memiliki tempat penyimpanan yang cukup. Dia juga tak mau terjebak dalam urusan biaya demurrage saat mengirim stok daging via pelabuhan.

"Kita enggak mampu nyimpannya, enggak mampu bongkarnya. Pelabuhannya juga enggak mampu, karena itu ancamannya demurrage. belajar dari pengalaman itu maka kita caranya bertahap," jelas dia.

"Jadi kalau didatangkan bulan ini 10 ribu ton, maka kita bagi 4-5 ton. Jadi lima hari sekali datang sekian, lima hari berikutnya datang sekian. Itu kita atur, jadi kita enggak akan kelabakan," dia menambahkan.

Terkait kedatangan sisa impor daging sapi, ia kembali melontarkan optimisme itu dapat tercapai akhir tahun ini. "Bulan desember awal 18 ribu (ton) semua datang, tapi datangnya bertahap," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya