Dalam 2 Tahun, Asetku Salurkan Pinjaman Rp 4,2 Triliun

Penyaluran dana kepada lebih dari 2 juta peminjam yang telah terseleksi melalui kerjasama dengan marketplace.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Nov 2019, 16:41 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2019, 16:41 WIB
Fintech
Ilustrasi fintech. Dok: sbs.ox.ac.uk

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan financial technology (fintech) Peer to Peer Lending (P2P), Asetku, mencatatkan penyaluran pinjaman sebesar Rp 4,2 triliun dalam 2 tahun.

Direktur Asetku Andrisyah Tauladan mengatakan, penyaluran dana kepada lebih dari 2 juta peminjam yang telah terseleksi melalui kerjasama dengan marketplace seperti Akulaku dan Bukalapak.

“Kami melihat perkembangan penyaluran dana tiap bulan dari pemberi pinjaman Asetku kepada peminjam cukup memuaskan. Akhir tahun 2018, dana yang tersalurkan di bulan Desember sekitar Rp 65 milliar, pada April 2019 sekitar Rp 185 milliar, Agustus 2019 sekitar Rp 700 milliar hingga Oktober 2019 mencapai Rp 850 milliar," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (8/11/2019).

Perkembangan penyaluran dana tersebut menunjukkan sudah semakin banyak masyarakat yang mengenal hingga melakukan transaksi pendanaan di fintech P2P lending khususnya Asetku.

Di akhir Q4, Asetku menargetkan bisa menyalurkan total akumulasi dana sebesar Rp 5 trilliun dan optimis dapat mencapai lebih jika melihat total pendanaan hingga bulan ini.

“Kerjasama dengan marketplace menjadi pintu kami untuk menyeleksi kualitas peminjam yang membutuhkan dana tunai untuk berbagai kebutuhan. Karena minat pemberi pinjaman kami cukup tinggi, kami sangat terbuka menjalin kerjasama untuk mendapatkan rekomendasi calon peminjam," kata dia.

Tak puas dengan capaian tersebut, Asetku kini gencar melakukan inovasi guna memberikan jasa dan pelayanan terbaik kepada pengguna aplikasi. Aplikasi yang menghubungkan antara pemberi pinjaman (lender) dengan peminjam (borrower) berkualitas dari marketplace kini menyediakan produk pendanaan dengan jangka waktu yang lebih lama.

Andrisyah mengatakan dengan adanya beragam pilihan, pengguna dapat memilih produk pendanaan yang paling sesuai dan cocok dengan kebutuhannya masing-masing. Tiap produk tentunya memiliki dana awal, return rate, dan jangka waktu pendanaan yang berbeda yang dapat pengguna sesuaikan.

“Jangka waktu pendanaan yang kami punya sebelumnya singkat-singkat, namun kami melihat adanya kebutuhan maupun permintaan masyarakat, kini kami menyediakan produk dengan tenor yang lebih lama yaitu 2 bulan dan 3 bulan," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pendanaan Jangka Panjang

Ilustrasi Fintech
Ilustrasi Fintech. Dok: edgeverve.com

Pendanaan dengan jangka waktu lebih lama, tentu memberikan keuntungan yang lebih besar kepada pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman yang ingin mengembangkan dana menganggur dengan cara meminjamkan kepada peminjam yang telah terseleksi akan mendapatkan return rate pada pendanaan berjangka waktu 2 bulan sebesar 20 persen p.a dan 21 persen p.a untuk pendanaan berjangka waktu 3 bulan.

“Return rate bisa lebih tinggi menjadi 22 persen jika pengguna punya kupon tambahan interest 1 persen yang bisa di dapatkan pengguna dengan cara mengajak teman pendanaan di Asetku," ungkap dia.

Bukan hanya memberikan pilihan pendanaan dengan jangka waktu yang bervariatif, Asetku juga berinovasi dalam mengembangkan user experience (UX) dan user interface (UI) pada aplikasi Asetku.

Untuk meningkatkan kepuasan dan memaksimalkan pengalaman pengguna Asetku menambahkan fungsi-fungsi baru untuk mempermudah transaksi pengguna.

“Kami meyakini aplikasi Asetku merupakan salah satu aplikasi P2P termudah dan user friendly. Mudah di akses dan tidak membingungkan bahkan untuk pemula. Kemudahan bertransaksi dengan versi terbaru diharapkan dapat meningkatkan jumlah transaksi pendanaan," jelas dia.

Indonesia Fintech Show 2019

100 Lebih Perusahaan Ramaikan Fintech Summit and Expo 2019
Pengunjung melihat barcode fintech pada Indonesia Fintech Summit and Expo (IFSE) 2019 di JCC Jakarta, Senin (23/9/2019). IFSE digelar sebagai upaya OJK dan Bank Indonesia selaku regulator untuk mengembangkan peran fintech dalam meningkatkan inklusi keuangan masyarakat. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Dalam setahun terakhir Asetku aktif mengenalkan industri fintech P2P melalui sosialisasi di berbagai daerah di Indonesia sebagai upaya mewujudkan misi OJK dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan Indonesia.

Komitmen Asetku dalam mewujudkan misi tersebut, dilakukan dengan turut andil di berbagai event salah satunya Indonesia Fintech Show 2019 yang berlangsung selama tiga hari mulai 6-8 November 2019 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center.

Dalam acara tersebut, Asetku memberikan promo dan merchandise menarik yang sayang untuk dilewatkan. Acara ini menjadi wadah untuk menggali wawasan seputar Fintech P2P Lending khususnya Asetku. Andrisyah Tauladan, Direktur Asetku menjadi salah satu panelis di Panel Discussion: The Potential of Collaboration Peer-to-Peer Lending with Bank & E-Commerce.

“Kami melihat adanya peluang bisnis jumlah peminjam individu terutama untuk cash loan, karenanya bisnis model kami bekerjasama dengan berbagai marketplace sebagai sumber borrowers. Kolaborasi antara bank & e-commerce dengan fintech P2P lending memang diperlukan untuk perkembangan bisnis," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya