Pendapatan Bank Bakal Terganggu karena Fintech di 2025, Benarkah?

Perbankan tak akan kehilangan akal dalam bersaing dengan fintech

oleh Bawono Yadika diperbarui 08 Nov 2019, 17:15 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2019, 17:15 WIB
Kantor PT Bank Central Asia Tbk (BCA). saat ini transpormasi digital BCA melalui internet dan mobile banking, dan berbagai aplikasi, fitur, alat pembayaran nontunai.
Kantor PT Bank Central Asia Tbk (BCA). saat ini transpormasi digital BCA melalui internet dan mobile banking, dan berbagai aplikasi, fitur, alat pembayaran nontunai.

Liputan6.com, Jakarta - Riset teranyar Accenture menemukan perbankan di Asia Tenggara terancam kehilangan pendapatan hingga USD 5 miliar di tahun 2025 imbas pembayaran digital yang kian tumbuh pesat.

Ekonom Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah melihat, penerimaan perbankan memang akan terganggu akibat pertumbuhan pembayaran digital ataupun maraknya perkembangan perusahaan teknologi finansial (tekfin).

Tetapi, bank menurutnya juga tak akan kehilangan akal. Kata Piter, mereka (perbankan) dipastikan juga akan mencari sumber pendanaan baru.

"(Tekfin) mungkin hanya menggeser sebagian penerimaan bank. Namun jelas, ada pasar-pasar perbankan yang tak mungkin diambil oleh tekfin," ujarnya kepada Liputan6.com, Jumat (8/11/2019).

Sebagai contoh, lanjut dia, market dengan pembiayaan di atas Rp10 triliun hingga Rp20 triliun alias pasar kakap menurutnya tak akan digarap oleh perusahaan tekfin.

"Untuk skala besar, tekfin tidak mengerjakan ini. Selain itu unbanked people di Indonesia masih sangat besar. Saya memperkirakan masih di atas 50 persen. Jadi nggak semuanya lantas hilang hanya karena ada tekfin," jelas dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Evolusi Perbankan

20160722-ATM Bank BTN- Tax Amnesty-Jakarta- Angga Yuniar
Nasabah melakukan transaksi di ATM Bank BTN, Jakarta, Jumat (22/7). Bank BTN siap menampung dana repatriasi dari kebijakan penghapusan pajak (tax amnesty) yang mulai diberlakukan pemerintah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia menambahkan, bank memang dipastikan akan melakukan penyesuaian dalam hal adopsi teknologi terkini. Tetapi adjustment bukan semata-mata karena hadirnya tekfin, melainkan kebutuhan akan teknologi yang kian efisien.

"Disruption bukan jadinya hilang, karena pasti tidak akan mudah tekfin ini menggusur industri perbankan. Ada fungsi-fungsi perbankan yang tak bisa di replaced," tegasnya.

Sebagai informasi, riset Accenture yang dipublikasikan pada 7 November 2019 bertajuk Survei Pembayaran Perbankan: Dua Cara untuk Menang memproyeksi sebanyak 14,3 persen dari pendapatan pembayaran perbankan di Asia Tenggara atau setara USD 5 miliar akan tergeser oleh pertumbuhan pembayaran digital dan persaingan dari non-bank. Ini disebabkan pembayaran digital menjadi jauh lebih instan, tidak terlihat dan gratis.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya