Jokowi Panggil Pengusaha Tekstil ke Istana, Bahas Apa?

Pertemuan antara Presiden Jokowi dan pengusaha berlangsung di Istana Merdeka.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Nov 2019, 10:45 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2019, 10:45 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Pengurus dan Anggota Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) serta Asosiasi Produsen Serat Sintesis dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI). Merdeka.com/Titin Supriatin
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Pengurus dan Anggota Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) serta Asosiasi Produsen Serat Sintesis dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI). Merdeka.com/Titin Supriatin

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Pengurus dan Anggota Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) serta Asosiasi Produsen Serat Sintesis dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI). Pertemuan yang dimulai pukul 09.30 WIB tersebut berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta.

“Ini tindaklanjut dari pertemuan kita di bulan September yang lalu dan kita harapkan dengan kabinet baru bisa kita sambungkan lagi apa yang kita bicarakan,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Dia menjelaskan, pertemuan ini membahas upaya menaikkan nilai maupun kuantitas barang yang diekspor ke pasar dunia. Selain itu, turut dibahas rencana penanaman modal di kawasan apparel park.

“Mengenai investasi yang dulu dibicarakan karena kita sudah mulai siapkan sebuah kawasan atau yang dulu ingin dibangun adalah apparel park, sebuah kawasan untuk dari mulai bahan baku sampai nanti industri semuanya berada di satu tempat,” jelas Jokowi.

Lebih lanjut, pengusaha dan Kepala Negara menyoroti pusat logistik berikat.

“Nanti Bu Menkeu berkaitan pusat logistik berikat di mana ternyata di situ banyak masuk barang-barang yang diproduksi oleh industri tekstil kita yang menjadi pesaing berat pada saat dijual di pasar,” ujar dia.

Dalam pertemuan ini, Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Kemudian Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman.

Sementara pengurus dan anggota API yang hadir adalah Ketua Umum API Ade Sudradjat, Dirut PT Sritex Iwan Lukminto, Wadir PT Pan Brothers Anne Patricia Sutanto, Dirut PT Rayon Utama Mandiri Purnomo, Dirut PT Mulia Knitting Hanan Supangkat, Dirut PT Jaya Perkasa Garment Bintoro Dibyoseputro dan Dirut PT Adikencana Mahkotabuana.

Adapun pengurus dan anggota APSyFI yang datang yakni Ketua Umum APSyFI Ravi Shankar, Sekretaris Jenderal Redma Gita Wirawasta, Presdir PT Pilyfin Canggih Sinatra Arto Ardi, Presdir Indorama Grup S.P Lohia dan Direktur PT Asia Pasific Rayon Basrie Kamba.

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

 

Tonton Video Ini


65 Persen Pasar Indonesia Terbuka untuk Perdagangan Bebas Mulai 2022

Kinerja Kerja Ekspor dan Impor Menurun
Aktivitas pekerja bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indonesia tergabung dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang terdiri atas 16 negara Asean dan beberapa negara di sekitarnya. RCEP memiliki tujuan progresif menghapuskan tarif dan hambatan nontarif serta memfasilitasi dan meningkatkan transparansi antarnegara anggota.

Direktur Perundingan ASEAN Kementerian Perdagangan, Donna Gultom, mengatakan putusan perundingan RCEP akan rampung pada tahun depan. Usai dirampungkan, hasil perundingan akan langsung diterapkan pada 2022.

Awal implementasi, 65 pasar Indonesia akan terbuka pada perdagangan bebas terhadap negara mitra.

"Pembukaan pasarnya nanti bertahap 65 persen pada saat impelementasi, seterusnya 10 tahun kemudian tambah lagi 10 persen, 15 tahun kemudian tambah lagi. Dua puluh tahun kemudian 89,5 persen," ujarnya di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Rabu (20/11).

Penyatuan 16 negara dalam satu skema perjanjian perdagangan bebas akan menjadikan RCEP menjadi blok perdagangan besar yang menguasai sepertiga dunia. Pemerintah sendiri terus menganalisis agar dengan adanya RCEP Indonesia mendapat manfaat dan tidak hanya terbuka bagi negara lain.

"Semaksimal mungkin kita menjaga sensitivitas kita, tapi tidak mungkin semua bisa kita jaga karena ada sesuatu yang kita sepakati bersama. Ambisi yang bukan tinggi, tapi itu yang kita dorong, sehingga aset ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi melalui masuknya investasi pembukaan pasar karena itu diperlukan," jelas Donna.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya