Liputan6.com, Bentonville - Walmart merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia versi Forbes. Bisnis perusahaan ini berada di sektor ritel dan memiliki 11.000 lebih gerai di seluruh dunia.
Pada daftar Forbes Global 2000, Walmart memiliki valuasi sebesar USD 296,1 miliar atau Rp 4.176 triliun (USD 1 = Rp 14.106).
Penjualan Walmart juga mengalahkan perusahaan besar lain, termasuk BUMN China dan Apple. Walmart membuktikan bahwa bisnis ritel masih bisa meraup untung.
Advertisement
Baca Juga
Besarnya penjualan Walmart tidak membuat perusahaan berpaku tangan. CEO Walmart Doug McMillon bahkan mengakui Walmart bisa bangkrut kapan saja jika gagal memuaskan pelanggan.
"Walmart tidaklah arogan. Kita bisa saja tersingkirkan kapanpun. Saya pikir banyak dari jajaran kami bersikap seperti itu tiap harinya. Jika kamu tidak ingin gagal -dan kita gagal dalam beberapa hal- maka kamu akan tersingkir," ujarnya seperti dikutip CNBC.
Walmart juga disebut siap untuk selalu berubah demi menghindari nasib pengusaha ritel lain yang makin digeser oleh kehadiran e-commerce.
McMillon pun menyebut Walmart masih melakukan penyesuaian untuk menunjang bisnis online.
"Pengusaha ritel datang dan pergi. Masalahnya sederhana: jika kamu tidak memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan, maka kamu selesai sudah. Tidak banyak kesetiaan di luar sana," ucap McMillon yang menjabat sebagai CEO Walmart sejak tahun 2014.
Pada April lalu, McMillon juga menegaskan bahwa perubahan selalu dilakukan oleh Walmart.
"Tidak ada pertumbuhan tanpa perubahan, dan tidak ada perubahan berarti tanpa risiko," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Matahari Tunjuk Terry O 'Connor Sebagai CEO Baru
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mengumumkan bahwa Richard Gibson telah mengundurkan diri sebagai CEO efektif 31 Oktober 2019. Dengan pengunduran diri tersebut, perseroan secara resmi mengumumkan Terry O 'Connor sebagai CEO baru mulai 1 Januari 2020.
Selama beberapa tahun terakhir, Richard Gibson memainkan peran penting dalam mengembangkan bisnis hingga mencapai lebih dari Rp 18 triliun dalam penjualan tahunan dan lebih dari 165 gerai.
Richard Gibson akan tetap menjadi anggota Direksi Mahatari sebagai direktur non-eksekutif.
"Saya sangat senang telah dapat memimpin Matahari selama beberapa tahun terakhir. Saya beruntung memiliki kesempatan untuk bekerja dengan individu-individu berbakat yang berkomitmen untuk kesuksesan brand Matahari," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat, 1 November 2019.
"Mengingat transisi perusahaan ke fase pertumbuhan baru, perubahan kepemimpinan diperlukan dan saya menyambut penerus saya dan berharap yang terbaik untuknya." lanjutnya.
“Dewan Komisaris berterima kasih kepada Richard atas dedikasi dan upayanya selama bertahun-tahun di Matahari, dan berharap untuk kesuksesannya di masa depan,” kata John Bellis, Presiden Komisaris Matahari.
Perseroan juga resmi mengumumkan Terry O 'Connor sebagai CEO baru mulai 1 Januari 2020, setelah jabatannya sebagai Penasihat Eksternal di Courts Asia berakhir. Waktu pengangkatan ini akan memperlancar transisi tanggung jawab, dimana Richard akan mengawasi tim kepemimpinan.
Advertisement
CEO Perusahaan Uang Kripto Jadi Miliarder Termuda di China
Forbes kembali merilis daftar China Rich List yang menampilkan profil dan kekayaan para miliarder di Negeri Tirai Bambu. Pendiri Alibaba, Jack Ma, kembali menjadi miliarder terkaya di China dengan kekayaan USD 38,2 miliar atau Rp 535 triliun (USD 1 = Rp 14.018).
Yang menarik, ada seorang miliarder kripto menjadi pendatang baru di daftar ini. Ia adalah Jihan Wu (33), cofounder dan chairman dari Bitmain, perusahaan penambangan uang kripto asal China.
Kekayaan Jihan Wu adalah sebesar USD 1,8 miliar (Rp 25,2 triliun). Usianya yang terbilang muda juga membuatnya menjadi miliarder termuda China versi Forbes tahun ini.
Perusahaan Bitmain yang ia pimpin merupakan perusahaan penambang bitcoin yang terbesar di china. Ia mendirikan Bitmain pada tahun 2013 bersama rekannya, Micree Zhan. Namun, Micree mendadak dipecat dari perusahaan pada akhir Oktober lalu.
Jihan Wu adalah lulusan Universitas Peking. Ia mengambil jurusan ekonomi dan psikologi.
Perusahaan Bitmain juga meluncurkan produk-produk penambang Bitcoin seperti Antminer 17 series yang baru dirilis pada World Digital Mining Summit.
Jihan Wu menggeser posisi Wang Han yang tahun lalu menjadi miliarder termuda China berkat warisan bapaknya, pendiri perusahaan aviasi Juneyao Air. Setelah Jihan Wu, miliarder termuda selanjutnya adalah bos TikTok Zhang Yiming yang memiliki kekayaan USD 16,2 miliar (Rp 226,9 triliun).