Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wika) target mendapatkan kontrak proyek infrastruktur di luar negeri senilai Rp 6 triliun pada 2020 mendatang.
Direktur Operasi III yang membawahi Divisi Luar Negeri Wika, Destiawan Soewardjono mengatakan, kontrak baru tersebut mayoritas berasal dari Benua Afrika.
"Target kami tahun depan itu dapat kontrak baru di luar negeri kurang lebih Rp 6 triliun, mayoritas dari Afrika," kata Destiawan di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Advertisement
Misi tersebut sejalan dengan target perseroan yang ingin memperluas pasar ke tiga negara baru di kawasan Afrika Barat dan Timur, yakni Senegal, Pantai Gading dan Zanzibar-Tanzania. Rencana perolehan kontrak untuk Afrika sendiri adalah sebesar Rp 5,18 triliun.
Â
Baca Juga
Destiawan menganggap bahwa BUMN Indonesia bisa ikut berpartisipasi dalam menjajaki proyek-proyek potensial yang ada di Afrika, dimana Jepang dan China telah mendahuluinya.
"Afrika tadi kan potensi besar. Jepang siapkan USD 25 miliar untuk beberapa proyek di sana. China juga gitu. Nah yang saya dengar juga ada keterbatasan sehingga China mau cari jalan lain untuk kerjasama. Ini kami manfaatkan untuk masuk ke sana," urainya.
Selain Afrika, beberapa negara di wilayah Asia seperti Filipina dan Taiwan juga kini tengah gencar mengembangkan proyek infrastruktur. Ini jadi peluang bagi Wika untuk ikut berpartisipasi di dalamnya.
"Asia ada beberapa negara yang pertumbuhan ekonominya bagus dan membangun infrastrukturnya tinggi, seperti Filipina dan Taiwan. Mereka enggak punya sumber daya, kenapa enggak kami masuk ke sana?" tukas Destiawan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Laba Bersih WIKA Tumbuh 48,3 Persen di Kuartal III 2019
Sesuai laporan keuangan hingga 30 September 2019, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. [WIKA] mencatatkan laba bersih Rp1,57 triliun di kuartal III 2019 dengan rasio laba bersih 8,57 persen atau tumbuh 48,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Hingga September 2019, Perseroan telah mencatatkan kontrak baru sebesar Rp25,74 triliun. Perolehan tersebut tumbuh 1,64 persen dikomparasikan dengan perolehan kuartal III tahun 2018.
Adapun jika ditilik dari pemberi kerja, kontribusi kontak baru terbesar datang dari private sector 46 persen; BUMN 40 persen; overseas 10 persen, dan pemerintah 4 persen.
Dari perolehan kontrak baru tersebut, lini bisnis yang paling berkontribusi (secara berturut-turut berdasarkan porsi terbesar) yaitu: infrastruktur & gedungr, energi & industrial plant, industri, dan properti.
Pada kuartal III 2019 ini pula, Perseroan mencatatkan nilai gearing ratio, atau rasio antara hutang berbunga dibandingkan dengan ekuitas sebesar 1,19x. Nilai rasio tersebut terbilang masih rendah jika dibandingkan dengan batas hutang perusahaan (covenant) pada level 2,5x.
Hal tersebut menggambarkan bahwa kondisi keuangan WIKA dalam kondisi sehat dan memiliki ruang yang besar untuk melakukan ekspansi bisnis ke depan.
Â
Advertisement