Proyek Kereta Cepat Jadi Biang Kerok Banjir Tol Jakarta-Cikampek

Selain di Tol Jakarta-Cikampek, ruas lainnya yang turut terkena genangan air atau banjir yakni di Km 136 Tol Cikampek-Palimanan (Cipali).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 06 Jan 2020, 15:20 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2020, 15:20 WIB
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi menyatakan, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung milik PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) jadi biang kerok banjir di Km Km 24+000 (Cibitung) Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) arah Jakarta.

"Kemarin saya ke lapangan, ternyata begitu ada pekerjaan KCIC, di sana ada Waskita dan ada Wika. Banyak yang tadinya saluran air terhambat dengan jalan kerja," jelas Budi saat penutupan posko monitoring Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Gedung Kemenhub, Jakarta, Senin (6/1/2020).

"Tadinya saluran air bagus kemudian ditutup untuk alat berat, itu dampaknya," dia menambahkan.

Beberapa waktu lalu, ia telah bertemu dengan pihak KCIC, Wijaya Karya (Wika), Waskita, dan Jasa Marga selaku pengelola Tol Jakarta-Cikampek guna mengadakan rapat koordinasi melihat apa faktor penyebab banjir.

"Masing-masing sudah mendapatkan penugasan. Kemarin ada MoU. Sampai tanggal 5 (Januari 2020) sudah selesai. Di situ membagi tugas masing-masing untuk bagi-bagi treatment," ujar Budi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tol Cipali

Tol Palimanan Arah Cikampek
Kendaraan yang didominasi pemudik melintasi Jalan Tol Cipali di kawasan Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (8/7). Diberlakukannya sistem satu arah atau one way menyebabkan jalur Trans Jawa dari arah Palimanan menuju Cikampek ramai lancar pada H+3 Lebaran. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Selain di Tol Jakarta-Cikampek, ruas lainnya yang turut terkena genangan air yakni di Km 136 Tol Cikampek-Palimanan (Cipali). Menurut laporan Polres Indramayu, Budi mengatakan, penyebab banjir ialah penambangan galian di sekitar 10 km arah hulu.

"Kemudian sungai dengan hulu dan hilir ada penyempitan sehingga butuh normalisasi," ungkap dia.

Menindaki kasus tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung akan membuat drainase sepanjang 500 meter.

"Sedang dikerjakan di balai itu sekitar 500 meter di hulu dan di hilir seluar gorong-gorong. Ternyata kami cek 13 gorong-gorong yang melintas di Cipali ada audit potensinya terjadi seperti itu," tukas Budi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya