Menko Luhut: Pak Ahok Temukan Banyak Masalah di Pertamina

Menteri BUMN Erick Thohir mengangkat Ahok untuk menjadi Komisaris Utama Pertamina pada November tahun lalu.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Feb 2020, 15:35 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2020, 15:35 WIB
Senyum Ahok Usai Temui Jokowi di Istana
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama tersenyum usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana, Jakarta, Senin (9/12/2019). Pertemuan tersebut Presiden meminta agar memperbaiki defisit neraca perdagangan kita di sektor petrokimia dan migas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Panjaitan, menyebutkan bahwa hadirnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di PT Pertamina (Persero) mampu mengungkapkan fakta-fakta baru. Untuk diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir mengangkat Ahok untuk menjadi Komisaris Utama Pertamina pada November tahun lalu.

"Kalau saya boleh cerita, malah Pak Ahok itu yang menemukan banyak sekali masalah yang mau diperbaiki di Pertamina," terangnya dalam acara Coffee Morning di Kantor Kemenko Kemaritiman di Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2020).

Pernyataan tersebut menanggapi aksi demonstrasi 212 dan FPI bertajuk 212 Berantas Mega Korupsi Selamatkan NKRI di Jalan Medan Merdeka Barat pada Jumat (21/2/2020) lalu. Dalam aksinya, 212 mendesak agar Ahok mundur dari jabatannya sebagai Komisaris Utama Pertamina.

Salah satu orator dalam aksi tersebut menuding Ahok terlibat kasus korupsi. "Supaya Anda sadar bahwa di samping kasus penistaan agama, sebetulnya Ahok itu punya sekitar 6-10 kasus korupsi lagi," kata orator.

Namun, ia tidak menyebut secara rinci kasus apa yang melatarbelakangi tudingan ke Ahok itu. Dia menyebut Ahok bisa lolos karena 'disembunyikan' oleh pimpinan KPK era Agus Rahardjo dkk.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ahok: Saya Tidak Pernah Menginginkan Jabatan

Peluncuran Buku Ahok
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyampaikan sambutan dalam peluncuran buku 'Panggil Saya BTP: Perjalanan Psikologi Ahok Selama di Mako Brimob' di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta, Senin (17/2/2020). Buku tersebut mengisahkan pengalaman Ahok saat berada dalam tahanan. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Sebelumnya, Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (BTP) atau Ahok mengaku, dirinya tidak mengingingkan jabatan. Ketika ada sebuah pelanggaran, dia hanya ingin memperjuangkannya.

Hal tersebut dikatakan Ahok saat meluncurkan buku "Panggil Saya BTP: Perjalanan Psikologi Ahok Selama di Mako Brimob", di Jakarta, Senin (17/2/2020), 

 

Dalam kesempatan itu, Ahok sempat ditanya apakah dirinya ingin menjadi Presiden setelah kasus yang menimpanya hingga berujung hukuman 2 tahun penjara. Ia juga sempat ditanya soal kegagalannya terpilih kembali Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017 silam.

"Orang bilang ambisius politik, apa bedanya saya dengan politisi dengan ambisius politik? Kalau ambsius politik akan mempertahankan selama-lamanya," jawab Ahok.

Ia mengatakan, dirinya bukanlah seseorang dengan ambisius politik.

"Memperjuangkan kebenaran, keadilan, kemanusiaan, kamu akan memperjuangkan keadilan sosial di mana konstitusi dilaksanakan. Saya tidak pernah menginginkan jabatan, ketika ada pelanggaran saya hanya ingin memperjuangkannya," kata Ahok. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya