Jadi Bali Baru, Manado Bangun Waterfront City di Pantai Malalayang

Desain Waterfront City di Pantai Malalayang berupa pembangunan jalur pedestrian sepanjang 1,2 km dengan mengutamakan peningkatan figurasi ruang publik.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Mar 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2020, 11:00 WIB
Kementerian PUPR membangun kawasan tepian air atau waterfront city di Pantai Malalayang, Kota Manado. (Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR membangun kawasan tepian air atau waterfront city di Pantai Malalayang, Kota Manado. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mempercantik Pantai Malalayang di Kota Manado dengan membangun kawasan tepian air atau waterfront city. Proyek ini merupakan bagian dari pengembangan Manado-Bitung-Likupang yang termasuk sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) atau 10 Bali Baru pada 2020.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penataan Pantai Malalayang didesain sebagai jalur pedestrian sepanjang 1,2 km dengan mengutamakan peningkatan figurasi ruang publik kota yang membentang di tepi laut. Rancangan tersebut dinilainya akan menjadi waterfront city untuk mempercantik wajah kota yang menghadap pantai.

"Promenade (pedestrian) Pantai Malalayang juga didesain sebagai beach walk dan ruang aktivitas pluralistik warga. Pengunjung dapat berjalan kaki menikmati panorama pantai di antara pepohonan atau sekadar duduk-duduk di tepi pantai, dan berolahraga," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis (5/3/2020).

Biaya penataan Pantai Malalayang telah masuk dalam daftar anggaran yang digunakan untuk pengembangan KSPN Manado-Bitung-Likupang pada 2020, yakni sebesar Rp 520 miliar. Jumlah tersebut naik Rp 187 miliar dari anggaran tahun sebelumnya.

Secara desain, beberapa titik promenade dirancang dengan bangunan landmark yang membuat visual kawasan semakin menarik. Seperti cultural space yang merupakan open theatre, beberapa tower dermaga dengan desain bangunan tradisional Manado, kios tower dan dermaga sebagai penanda gerbang kawasan, serta koridor hijau (Green Tunnel Corridor) yang dikonservasi di sepanjang promenade untuk pengendara mobil dan motor.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tepi Jalan Trans Sulawesi

Kementerian PUPR membangun kawasan tepian air atau waterfront city di Pantai Malalayang, Kota Manado. (Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR membangun kawasan tepian air atau waterfront city di Pantai Malalayang, Kota Manado. (Dok Kementerian PUPR)

Posisi Pantai Malalayang berada di tepi jalan Trans Sulawesi, berjarak 21,2 km dari Bandara Sam Ratulangi, 8 km dari pusat Kota Manado, dan 66,2 km dari Pantai Paal. Potensi yang dimiliki Pantai Malalayang diantaranya keberadaan situs bersejarah Batu Lrana yang merupakan batu bekas dua telapak kaki leluhur Minahasa, yakni Opo Posumah atau Dotu Kaburoi, serta terdapat green tunnel dan panorama pemandangan pantai sepanjang 1,2 km.

Pantai Malalayang sendiri sudah memiliki beberapa landmark eksisting yang juga membutuhkan penanganan pengembangan, yakni Tugu Bobocha dan Pier Spiritual. Pengembangan desain Tugu Bobocha dilakukan untuk mendukung keindahan promenade dan menjadi landmark kawasan yang menarik dengan mengadaptasi kearifan lokal dari bentuk Ikan Raja Laut.

Pengembangan promenade Pantai Malalayang tidak mengesampingkan kebutuhan para pedagang yang sudah ada di kawasan tersebut. Penataan dilakukan Kementerian PUPR dengan pembangunan 48 kios di 2 unit kios tower dan dermaga, serta 36 kios di 2 unit warung apung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya