Desain RAPBN 2021, Sri Mulyani Pertimbangkan Dampak Corona

Pemerintah akan berhati-hati dalam menyusun kebijakan untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Mar 2020, 16:55 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2020, 16:55 WIB
Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). APBN 2019, penerimaan negara tumbuh 6,2 persen dan belanja negara tumbuh 10,3 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengaku akan berhati-hati dalam menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2021. Hal tersebut mempertimbangkan tekanan ekonomi global terjadi pada tahun ini, termasuk adanya virus Corona.

"Makanya, dalam desain 2021 yang sudah mulai dilakukan dan jaga APBN 2020, fokusnya tetap ke ekonomi dan instrumen tetap sehat meski tekanan luar biasa," kata di Kantor Pusat DJP, Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Sri Mulyani menyebut, dampak virus Corona terhadap ekonomi hal yang paling sulit diprediksi. Tak hanya oleh Indonesia, bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta negara yang terjangkit virus Corona pun belum bisa memprediksi seberapa lama kondisi ini bisa segera berakhir.

"Tidak ada satupun yang ketahui apakah virus ini akan selesai dalam waktu dekat atau panjang. Maka, karena ketidakpastian itu, kita juga harus hati-hati. Kita pilih jaga dalam jangka waktu yang relatif panjang," jelas dia.

Oleh karenanya, pemerintah akan berhati-hati dalam menyusun kebijakan untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada. Jika amunisi kebijakan habis di depan, nantinya pemerintah akan menghadapi situasi kemampuan untuk intervensi yang lebih sulit ketika kondisi ini terjadi dalam periode yang lebih panjang.

"Jadi yang ingin saya sampaikan begini, fiskal policy tetap kita siapkan artinya untuk skenario jangka pendek (sampai Maret-April) atau skenario jangka panjang (enam bulan sampai akhir tahun atau semester 1)," ucap dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Indonesia Positif Corona, Kemenkeu Ancang-Ancang Perlebar Defisit APBN

Penumpang MRT Jakarta
Sejumlah penumpang menggunakan masker saat antre memasuki kereta Mass Rapid Transit (MRT) di Stasiun Bundaran HI Jakarta, Selasa (3/3/2020). Penumpang dengan gejala demam tinggi dilarang masuk dan menggunakan MRT sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona Covid 19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih memantau perkembangan virus Corona yang sudah masuk ke Indonesia. Berbagai kebijakan tengah disiapkan agar dampak virus asal China itu tidak besar terhadap kinerja industri di Tanah Air.

"Virus Corona baru diumumkan tadi, jadi sampai sekarang belum ada yang baru lagi untuk bisa disampaikan. Yang jelas kalau dari sisi fiskal, kita masih berusaha untuk mengikuti perkembangan yang ada," kata Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Arif Baharuddin, di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Dari sisi kebijakan fiskal diakuinya masih terdapat kelonggaran. Di mana budget defisit di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 1,76 persen di 2020 masih bisa diperbesar jika sewaktu-waktu masuknya virus Corona menghantam ekonomi Indonesia. "Kita punya space kalau harus melebarkan defisit," kata dia.

Dia menambahkan, jika dampak virus Corona ini berlangsung lama ke Indonesia pihaknya juga siap mengundang seluruh sektor industri untuk berdialog. Sebab, pelaku industri tahu bagaimana kondisi di lapangan secara langsung untuk menangkal penyebaran virus Corona tersebut.

"Intinya kajian tetap berjalan. kalau ini tejadi berapa lama terus berjalan kita serap keinginan dari berbagai pihak, Apindo. dari situ kita tahu concern lapangan dan langsung juga lakukan exercise. Yang jelas kita monitor pasar, tidak hanya dari media, kita mengundang pihak yang dirasa tahu situasi sebenarnya di lapangan," jelas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya