Liputan6.com, Jakarta - Pastikan stok ketersediaan masker aman di Indonesia, Menteri BUMN, Erick Thohir, menyebutkan bila stok masker yang ada di Kimia Farma saat ini, dalam kondisi aman. Meski begitu, Erick Tohir menyebut bila besaran jumlahnya naik-turun.
"Kondisinya saat ini fluktuatif, karena sesuai dengan kebutuhan di daerahnya. Seperti yang saya cek beberapa waktu lalu, untuk di Jakarta aman, Padang aman, sedangkan di Manado kehabisan," katanya di Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (11/3/2020).
Untuk mencukupi kebutuhan itu, nantinya BUMN akan memproduksi 6 juta masker pada April. Yang memproduksi pun masih perusahaan BUMN, dengan mengambil dan mencari bahan baku dari Eropa, setelah bahan dari Cina juga kehabisan.
Advertisement
"Masih diproduksi, sementara kan bahan bakunya masih impor. Kita lagi cari solusi, kalau bisa bahan baku lapisan depan masker itu kita yang buat sendiri-lah," ujarnya.
Â
Baca Juga
Dia pun memastikan, bila saat ini Kimia Farma menjual masker dengan harga yang wajar, yakni Rp 2 ribu. Kemudian, dia menyuarakan penggunaan masker yang benar dan tepat itu seperti apa, jangan sampai masker langka dan mahal hanya karena masyarakat terlalu panik dengan pemberitaan virus corona.
"Yang pakai masker itu yang sakit, kalau berkendara motor enggak perlu pakai masker yang hijau begini, ini sebenarnya untuk di rumah sakit, ada lagi namanya masker anti debu. Ini perlu disosialisasikan juga kepada masyarakat," katanya.
Makanya, pada saat melihat langsung penanganan corona di Bandara Soetta, Erick Tohir bersama Wamen, tidak mengenakan masker sama sekali. Dia mengaku dalam kondisi sehat, jadi tidak membutuhkan masker.
"Kalau Pak Dirut APII, petugas KKP atau petugas yang bisa 24 jam di bandara begini, memang wajar perlu pakai," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cegah Penyebaran Corona, Menaker Wajibkan Perusahaan Sediakan Masker
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah kembali mengingatkan kepada para pimpinan perusahaan di seluruh Indonesia agar menerapkan sejumlah langkah antisipasi dan pencegahan penyebaran Covid-19 atau virus Corona di lingkungan kerja.
Menaker Ida juga meminta perusahaan untuk lebih masif dalam sosialisasi dan edukasi tentang penyebab dan media penularan virus Corona, berikut langkah-langkah pencegahannya.
"Kita terus mengimbau perusahaaan untuk tetap waspada dan meningkatkan upaya perlindungan pekerja, pengusaha itu sendiri, maupun masyarakat sekitar terkait virus Corona," kata Menaker Ida dalam keterangan tertulis Biro Humas Kemnaker, pada hari Rabu (11/3).
Adapun langkah-langkah tersebut diantaranya melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap peraturan perundangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam upaya pencegahan kasus virus Corona.
Â
Baca Juga
"Jadi perusahaan harus memiliki dan mengimplementasikan Sistem Manajemen K3, khususnya terkait antisipasi virus Corona, terutama di lingkungan kerja," kata Menaker.
Selain itu, kata Menaker Ida, baik pengusaha maupun pekerja, diimbau untuk tetap menjalankan aktifitas kerja dan ikuti prosedur kesehatan yang telah disosialisasikan pemerintah.
Menaker Ida menambahkan, pemerintah juga mewajibkan pimpinan perusahaan di seluruh Indonesia untuk menyediakan fasilitas jaminan pelindungan tenaga kerja dari pandemik virus Corona.
Jaminan perlindungan yang dimaksud adalah tersedianya sejumlah fasilitas perlindungan dan antisipasi penyebaran virus, berupa masker, hingga sarana cuci tangan, di setiap perkantoran, pabrik dan tempat kerja di seluruh Indonesia.
"Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketenangan dan kenyamanan para pekerja dalam menjalankan tugasnya," kata Menaker menjelaskan.
Advertisement