Siang Hari, Rupiah Terus Melemah Capai 15.057 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus bergerak melemah pada pertengahan hari ini

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 17 Mar 2020, 13:24 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2020, 13:24 WIB
Rupiah Menguat di Level Rp14.264 per Dolar AS
Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus bergerak melemah pada pertengahan hari ini. Pada pukul 13.19 WIB, rupiah tembus 15.057 per dolar AS. Penyebaran virus corona masih menjadi sentimen paling tinggi dalam pelemahan rupiah ini.

Mengutip Bloomberg, Selasa (17/3/2020), rupiah dibuka di angka 14.940 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.932 per dolar AS. Menjelang sore ini, rupiah terus tertekan hingga ke 15.057 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.940 per dolar AS hingga 15.057 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah tertekan 8,59 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 15.083 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.818 per dolar AS.

Menurut Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, melihat bahwa sentimen terhadap rupiah masih belum membaik, hal itu disebabkan asset-aset berisiko masih tertekan, ditambah Kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah corona masih tinggi.

“Semalam walstreet jatuh dalam lebih dari 12 persen. Tapi Pagi ini indeks Nikkei bergerak positif, S&P Futures juga demikian. Mungkin berita persiapan stimulus dari pemerintah AS membantu mengangkat sentimen sebagian pelaku pasar,” kata Ariston kepada Liputan6.com, Selasa (17/3/2020).

Selain itu, menurutnya saat ini pemerintah AS masih bernegosiasi dengan Senat untuk menggelontorkan paket stimulus yang lebih besar. Begitupun dengan pemerintah Selandia Baru, yang juga merilis stimulus NZD 12,1 miliar pagi ini, serta Bank Sentral Australia juga mempersiapkan stimulus moneter lanjutan.

Rupiah masih berpotensi tertekan karena kekhawatiran penyebaran corona namun sentimen stimulus AS bisa membantu menahan pelemahan rupiah, potensi USD-IDR yakni kisar Rp 14800- Rp15100,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Prediksi Pergerakan Rupiah

3 Alasan Kenapa Rabu Kemarin Rupiah Menguat
Ilustrasi dana BLT

Ariston memperkirakan rupiah akan terus tertekan hingga pasar masih menunggu stimulus dari Pemerintah AS yang akan dirilis beberapa hari ini, apabila besar stimulusnya dan sesuai ekspektasi, memungkinkan sentimen positif bisa datang lagi ke pasar keuangan.

Ia juga menyebutkan kalau Rupiah akan mendekati level tertinggi seperti pada oktober 2018, saat itu rupiah berada di level Rp 15.217 per dollar AS. “Ada resisten kuat yang dekat yaitu di kisaran Rp 15270,” ungkapnya.

Kendati begitu, ia mengingatkan kembali bahwa rupiah akan kembali menguat setelah kekhawatiran penyebaran corona mereda, dan stimulus pemerintah AS dan global melebihi ekspektasi pasar. Ia juga berharap ke depannya rupiah bisa terus stabil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya