Pemerintah Perlu Gelontorkan Stimulus Rp 1.000 T agar Ekonomi Tumbuh Maksimal

Malaysia sudah mengalokasikan anggaran stimulus kepada masyarakat hingga Rp 928 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Mar 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2020, 19:00 WIB
Mobil Damkar Dikerahkan Semprot Disinfektan di Jalan Protokol Jakarta
Petugas pemadam kebakaran (Damkar) dengan mobil pemadam melakukan penyemprotan cairan disinfektan di sepanjang jalan Thamrin-Sudirman, Jakarta, Sabtu (28/3/2020). Penyemprotan dilakukan untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 di ruang udara dan ruas jalan. (merdeka.com/Imam Buhori)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah seharusnya tidak tanggung-tanggung dalam memberikan stimulus kepada masyarakat Indonesia di tengah pandemi virus Corona Covid-19. Jika memang ingin stimulus tersebut berdampak signifikan, seharusnya nilai yang digelontorkan mencapai 1.000 triliun.

"Kami perkirakan bahwa stimulus yang dibutuhkan memang kalau mau signifikan dampak ke ekonomi, bisa menghasilkan suatu hasil atau outcome cukup baik, itu harus di atas 5 persen sekitar Rp 600 triliun hingga Rp 1.000 triliun," kata Ekonom Senior Indef Fadhil Hasan dalam diskusi online di Jakarta, Minggu (29/3/2020).

Negara tetangga seperti Malaysia bahkan sudah mengalokasikan anggaran stimulus kepada masyarakatnya hingga Rp 928 triliun. Padahal, secara pertumbuhannya Produk Domestim Bruto (PDB) Malaysia tidak ada setengahnya dari Indonesia. "Jadi, persentase terhadap GDP jauh di atas kita," imbuhnya.

Hanya saja, kata dia, jika pemerintah berani memberikan stimulus sebesar itu atau sekitar 5 persen maka perlu adanya pelebaran defisit dalam APBN 2020. Maka segala bentuk peraturan harus disiapkan seperti Perppu untuk mengubah APBN 2020.

"Kalau itu dilakukan, maka defisit sudah pasti lebih tinggi dari 3 persen, yakni di atas 5 persen. Dari itu kalau di atas 5 persen, harus ada peraturan perundang-undangan terkait APBN," kata dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Pemerintah Kucurkan Rp 158,2 Triliun untuk Stimulus Ekonomi I dan II

20151101-Penyimpanan Uang-Jakarta
Tumpukan uang di ruang penyimpanan uang BNI, Jakarta, Senin (2/11/2015). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat jumlah rekening simpanan dengan nilai di atas Rp2 M pada bulan September mengalami peningkatan . (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, Sekretaris Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Susiwijono mencatat pemerintah sudah mengucurkan anggaran sebanyak Rp158,2 triliun untuk paket stimulus kebijakan ekonomi.

Anggaran tersebut didorong untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah dinamika ekonomi global, termasuk adanya virus corona atau Covid-19.

Dia merincikan dari total anggaran sebesar Rp158,2 triliun itu terdiri dari stimulus pertama sebesar Rp10,3 triliun, stimulus kedua Rp22,9 triliun, dan pelebaran defisit 0,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sekitar Rp125 triliun. 

"Kalau ditotal sampai stimulus kedua, Rp158,2 triliun," kata dia di Jakarta, pada Kamis 25 Maret 2020.

Susi mengatakan paket stimulus pertama diberikan pada 25 Februari 2020 lalu. Di mana belum ditemukan kasus covid-19 di Indonesia. Pemerintah saat itu mengeluarkan stimulus ekonomi ke satu dengan fokus ke dalam sektor ekonomi yang menangani lalu lintas orang. Baik sektor pariwisata, akomodasi dan transportasi.

"Ada 8 kebijakan stimulus tahap 1 yang besarnya Rp10,3 triliun," imbuh dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya