Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memastikan sejumlah stok bahan pangan utama dalam keadaan tercukupi menjelang bulan suci Ramadan. Alasannya, sejumlah bahan pangan dipastikan telah terdistribusi dengan baik di pasaran.
"Mulai akhir Maret. Stok beras, gula, daging-dagingan, dan bawang mulai terisi," kata Ketua Bidang UMKM Aprindo, Handito Joewono saat dikonfirmasi Merdeka.com pada Kamis (2/4/2020).
Baca Juga
Hal ini menurutnya sekaligus menjawab kekhawatiran masyarakat selaku konsumen terhadap ketersediaan sejumlah bahan pangan yang kerap langkah di momen bulan suci Ramadan.
Advertisement
Terkait dengan adanya kelangkaan sejumlah bahan pangan pada awal tahun saat memasuki pandemi Corona di Indonesia, dirinya menyebut bahwa masalah regulasi impor dan aksi panic buying yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat menjadi penyebab langkanya sejumlah stok bahan pangan.
"Dugaan saya ini pasti terjadi kenaikan melebihi kebutuhan normal sehari-hari," imbuh Handito.
Beruntung menurutnya kelangkaan sejumlah bahan pangan tidak berlangsung lama, sehingga tidak mempengaruhi kelangkaan stok bahan pangan untuk musim bulan Ramadan 2020.
Untuk itu masyarakat dihimbau tetap tenang dan tidak melakukan aksi borong kembali yang justru dapat memicu terjadinya inflasi akibat kelangkaan stok bahan pangan.
"Jangan lagi ada masyarakat yang melakukan panic buying," tandasnya.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Kementan Jamin Bahan Pangan Aman hingga Desember 2020
Sebelumnya, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian Agung Hendriadi, mengatakan meskipun kini Indonesia sedang dilanda wabah pandemi virus corona, ia memastikan bahan pangan aman, bahkan hingga Desember 2020.
“Perlu saya sampaikan disini untuk komoditas-komoditas strategis seperti beras, beras ini kita akan memasuki panen Maret-April ini, yang diperkirakan ketersediaannya akan cukup sampai akhir Desember,” kata Agung dalam keterangan daringnya, Rabu (1/4/2020).
Ia menjelaskan bahwa pihaknya membagi perhitungan tersebut dalam tiga periode, yakni periode pendek Maret-April, Mei-Agustus, dan kemudian periode panjang Juni-Desember. Kendati begitu, ia menekankan ketersediaan dari Mei hingga Agustus terlebih dahulu.
“Jadi untuk beras kita sudah memasuki masa panen, surplus kita hingga akhir Mei kira-kira 7,7 juta ton, begitu juga sampai akhir Agustus kita masih memiliki stok, saat ini stok di Bulog cukup besar maupun dipegililingan padi kira-kira ada 3,6 juta ton.” Ungkapnya.
Artinya petani tetap berproduksi, dirinya sudah melakukan pengecekan di seluruh daerah di Indonesia, bahwasannya di mana-mana masih panen. Itu berarti bahwa para petani di daerah itu masih melaksanakan aktivitas secara normal.
Begitu pula dengan komoditas jagung sudah memasuki masa panen, ia berharap sampai bulan Agustus masih tersedia stok pangan jangung, menurut catatannya ia mengatakan surplusnya Sampai dengan 4 juta ton jagung.
Advertisement