Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, melakukan pembahasan dengan Komisi XI DPR mengenai kondisi APBN akibat pandemi Covid-19 membuat pendapatan negara anjlok.
Dalam paparannya, Sri Mulyani menyatakan adanya tekanan yang luar biasa terhadap APBN 2020.
Baca Juga
"APBN alami tekanan luar biasa, penerimaan turun banyak karena sejumlah sektor mengalami tekanan dalam. Outlook kita, APBN 2020, penerimaan akan kontraksi. Outlook hingga hari ini pendapatan negara hanya Rp 1.760,9 triliun," papar Sri Mulyani, Senin (6/4/2020),
Advertisement
Dalam paparannya, Sri Mulyani membeberkan kondisi secara garis besar APBN 2020, diantaranya pendapatan negara turun Rp 472,3 triliun dari target Rp 2.233,2 triliun menjadi Rp 1.760,9 triliun.
Belanja negara mengalami kenaikan, dari Rp 2.540,4 triliun menjadi Rp 2.613,8 triliun.Dari angka tersebut, maka defisit akan naik dari Rp 307,2 triliun (1,76 persen dari PDB) menjadi Rp 853 triliun (5,07 persen dari PDB).
"Ini akibat langkah-langkah karena work from home (WFH) dan social distancing. Juga kebutuhan untuk melindungi dunia usaha, sebabkan kenaikan kebutuhan untuk mendorong dan melindungi dunia usaha baik dalam bentuk pajak maupun tambahan pemberian relaksasi," jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani: Ada Sektor Industri yang Diuntungkan Ditengah Corona
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memastikan tidak semua sektor industri dalam negeri terdampak akibat virus corona atau Covid-19. Sebab, di tengah situasi pandemi saat ini masih ada beberapa sektor yang mendapat keuntungan.
"Mungkin ada tiga sektor yang mengalami booming dan lain yang diperkirakan bisa mendapatkan potensial atau manfaat dari Covid-19 ini adalah sektor jasa logistik, jasa telekomunikasi elektronik, makanan dan minuman," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI, di Jakarta, Senin (6/4/2020).
Sri Mulyani menyebut, beberapa perusahaan tekstil tersebut mendapat cuan dari pandemi virus corona. Mengingat mereka tengah didorong untuk memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) yang saat ini tengah dibutuhkan oleh negara-negara di dunia.
"Karena subtitle dan tekstil ini di Indonesia terasa sekali waktu kita bicara tentang produksi APD dari masker di mana seluruh industri di Indonesia sekarang dalam situasi yang menjadi konsen adalah bahan baku," kata dia.
Sri Mulyani ini menambahkan beberapa industri tekstil dalam negeri sedang dikembangkan untuk mendapatkan atau menciptakan bahan baku lokal pembuatan APD. Tentu saja ini sesuai dengan standar WHO.
Advertisement