Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, di tengah pandemi virus Corona, stimulus untuk pengusaha tidaklah cukup. Sebab, bagi perusahaan di industri pariwisata masalah terbesar terkait pendapatan karyawan.
"Sebetulnya yang paling penting adalah terkait bagaimana menjaga pendapatan pekerja atau karyawan kita," kata Hariyadi saat dihubungi wartawan, Jakarta Selasa (7/4/2020).
Baca Juga
PHRI mendapat laporan ada 1.226 hotel yang tutup sementara. Diperkirakan ada 150 ribu pegawai yang tidak memiliki pendapatan karena tempat kerjanya tutup sementara.
Advertisement
Jumlah tersebut bisa bertambah seiring semakin banyaknya hotel yang terus tutup. Para Pegawai ini tidak memiliki pendapatan. Bukan tidak mungkin banyak masalah sosial yang muncul.
"Adanya kartu Prakerja kan bagus ya dengan begitu ada intervensi langsung dari negara pada karyawan," kata dia.
Namun, dia mempertanyakan program Kartu Prakerja bisa mencakup semua yang terdampak atau tidak. Sebab banyak orang pekerja yang tiba-tiba tidak berpenghasilan.
Dia berharap pemerintah segera bisa mengatasi penyebaran virus Corona. Bila hal ini bisa diatasi sektor ekonomi otomatis akan segera membaik.
"Insya Allah ekonomi dapat mengikuti dan kita sama-sama menjaga ini dan mengurangi seminimal mungkin penyebaran ini dengan mengurangi aktivitas," kata dia mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Pengusaha Hotel Tak Mampu Bayar THR
Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Hariyadi Sukamdani, mengatakan bahwa tidak semua perusahaan perhotelan mampu memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada karyawan. Alasannya, saat ini banyak hotel yang tidak ada pemasukan atau pendapatan karena terdampak Corona.
"Kalau hotel kemungkinan besar yang masih bisa membayar THR jumlahnya sedikit dan itu kemungkinan juga enggak penuh," kata Hariyadi saat dihubungi wartawan, Jakarta, Selasa (7/4/2020).
Tak adanya cashflow di tengah pandemi ini membuat pengusaha hotel sulit memberikan THR kepada karyawannya. Bahkan perusahaan telah banyak meminta para pegawainya untuk mengambil cuti tanpa dibayar.
"Semua diminta untuk cuti di luar tanggungan perusahaan karena perusahaan sama sekali enggak bisa membayar," kata Hariyadi.
Dalam catatannya, terdapat 1.226 hotel yang melaporkan menutup sementar aktivitas perhotelan. Jumlah ini bisa lebih banyak, lantaran ini hanya berdasarkan laporan yang diterima PHRI.
Diperkirakan, jumlah pegawai hotel yang terdampak wabah virus corona ini mencapai 150 ribu orang.
"Kalau enggak ada cashflow apa yang mau diberikan," ungkapnya.
Advertisement