Pandemi Bawa Pria Mantan Pedagang Daging Beku Ini Jadi Miliarder

Bisnis Lim mulai berkembang ketika bersama saudaranya mengambil alih supermarket tempat kios dagingnya berada dan mengubahnya menjadi toko Sheng Siong pertama pada 1985.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Apr 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2020, 21:00 WIB
Ilustrasi miliarder (iStock)
Ilustrasi miliarder (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Awalnya, Lim Hock Chee dan sang istri hanyalah penjual daging babi beku di kios sewaan pada sebuah toko grosir. Siapa disangka, lebih dari 35 tahun kemudian, keluarganya kini menguasai 61 supermarket yang ada di Singapura dan masuk jajaran orang terkaya negara itu bahkan dunia.

Saham Sheng Siong Group Ltd., bahkan mampu bersaing dengan Amazon.com Inc. Saham perusahaan mencetak rekor, dengan naik lebih dari 30 persen sejak penutupan terendah di 19 Maret 2020.

Kenaikan saham dipicu meningkatnya masyarakat berbelanja supermarket, di tengah langkah pemerintah memberlakukan kebijakan lockdown demi mencegah Virus Corona. 

Bahkan kekayaan total keluarga, di mana 57 persen dipegang Lim dan dua saudara lelakinya, telah melonjak menjadi USD 1,1 miliar (Rp 17,2 triliun), menurut Bloomberg Billionaires Index.

Bisnis Lim mulai berkembang ketika dia dan saudaranya mengambil alih supermarket tempat kios dagingnya berada dan mengubahnya menjadi toko Sheng Siong pertama pada 1985. Kini, tak hanya supermarket, bisnis mereka juga menjamah ke dunia perbankan digital di Singapura.

 

Sorotan Media

banner infografis
Ilustrasi Miliarder (Liputan6.com/Deisy)

Namun juru bicara Sheng Siong mengatakan jika keluarga ini menolak mengomentari lonjakan kekayaannya. Memang, keluarga ini pernah menjadi sorotan media pada tahun 2014, ketika ibu mereka diculik.

Meski akhirnya sang ibu dibebaskan tanpa cedera setelah Lim membayar tebusan, dan penculiknya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Lim diketahui menambah kepemilikan saham pada bulan lalu melalui rekening bersama dengan istrinya. Dia mungkin telah belajar satu atau dua hal dari wabah sebelumnya.

"Ketika orang-orang menjauh dari restoran selama SARS, kami menikmati bisnis yang tumbuh karena lebih banyak orang mulai membeli makanan untuk memasak di rumah," katanya dalam wawancara 2008 dengan Straits Times.

Diketahui, perusahaan Lim mampu membukukan laba bersih sebesar SDG 75,8 juta (USD 53,1 juta) pada 2019, dengan pendapatan sebesar SDG 991,3 juta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya