Pemprov Jabar Jamin Harga Kebutuhan Pokok Stabil selama Puasa

Untuk harga bahan pokok beras IR 64 masih Rp 10.000-Rp 12.000 per kilogram (kg). Minyak goreng kemasan sederhana Rp 11.000-Rp 13.500 per liter.

oleh Arie Nugraha diperbarui 23 Apr 2020, 10:51 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2020, 10:50 WIB
Harga Bawang Putih dan Cabai Melejit
Aktivitas jual beli di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Harga cabai dan bawang putih mengalami kenaikan hingga mencapai dua kali lipat akibat musim hujan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pempov) Jawa Barat (Jabar) menjamin harga kebutuhan pokok stabil menjelang bulan Ramadan. Selain jaminan kestabilan harga, Pemprov Jabar juga menjamin pasokan bahan pokok hingga Hari Raya Idul Fitri.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar Arifin Soedjayana mengatakan, Pemprov memberikan jaminan udai melakukan pengecekan persediaan dan harga kebutuhan pook di sejumlah pasar rakyat. Arifin mengatakan pada dua hari lalu, situasi pasar dan ketersediaan kebutuhan pokok masih relatif aman.

"Jadi kalau orang nyari barang, ada. Kalau harga, hampir semuanya stabil. Tidak ada yang naik," kata Arifin dalam keterangan resminya, Kamis (23/4/2020). 

harga kebutuhan pokok di lima pasar tradisional seperti Pasar Kiaracondong, Pasar Baru, Pasar Sederhana, Pasar Kosambi, dan Pasar Andir, masih stabil di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Bandung Raya.

Untuk harga beras IR 64 masih Rp 10.000-Rp 12.000 per kilogram (kg). Minyak goreng kemasan sederhana Rp 11.000-Rp 13.500 per liter. Telur ayam broiler Rp 24.000-Rp 26.000 per kg. Bawang merah Rp 40.000-58.000 per kg. Daging ayam broiler Rp 25.000-Rp 30.000 per kg. 

Arifin mengaku hanya dua kebutuhan pokokyang menjadi perhatian. Diantaranya adalah gula pasir yang berada di kisaran Rp 17.000-Rp 18.000, dan bawang putih yang berada di kisaran Rp 40.000.

"Impor gula kristal putihnya pun masih bertahap ke Indonesia. Jadi, memang ada (stok), hanya tidak berlebihan. Tapi, sementara ini, mau masuk dua hari ramadan, masih aman dan terkendali," jelas Arifin.

 


Bansos

Harga Bawang Putih dan Cabai Melejit
Aktivitas pedagang cabai dan bawang putih di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Harga cabai dan bawang putih mengalami kenaikan hingga mencapai dua kali lipat akibat musim hujan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Arifin mengatakan bantuan sosial (bansos) total senilai Rp500 ribu dari Pemda Provinsi Jabar menjadi salah satu faktor pendorong stabilitas harga kepokmas di pasar rakyat. Sebab, bansos Jabar yang berupa bantuan pangan non tunai melibatkan pedagang pasar rakyat, dan dibeli dengan harga acuan.

Di tengah pandemi COVID-19 dan pemberlakuan PSBB di sejumlah wilayah Jabar, kata Arifin, membuat kunjungan masyarakat ke pasar rakyat menurun. Meski begitu, sejumlah pasar rakyat sudah memberikan layanan berbelanja daring via media sosial secara mandiri.

Maka itu, penurunan kunjungan masyarakat ke pasar rakyat tidak membuat harga dan stok kepokmas bergejolak. Arifin memastikan, pihaknya akan ikut mendorong layanan daring pedangan pasar rakyat, termasuk pasar ritel modern.

"Online masih dalam menggunakan media sosial, bukan online yang sifatnya aplikasi yang menjadi dua arah. Tapi, sudah menggunakan online. Sudah menggunakan media sosial. Orang tidak harus beli dengan datang. Kemudian juga bisa ada jasa pengantar juga," ucap Arifin.

 


Aplikasi DIPASAR

Harga Bawang Putih dan Cabai Melejit
Aktivitas pedagang cabai di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Harga cabai dan bawang putih mengalami kenaikan hingga mencapai dua kali lipat akibat musim hujan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Arifin menuturkan Kementerian Perdagangan dan DPP Asosiasi Pengurus Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) sedang mematangkan dan akan segera meluncurkan aplikasi DIPASAR (Digitalisasi Pasar Rakyat).

"Ada aplikasi yang sedang dibangun adalah aplikasi yang dua arah. Tapi, yang mengembangkan di pusat, ingin launching di Bandung dan bisa digunakan di semua pasar rakyat. Mudah-mudahan tidak terlalu lama," katanya.

Selain itu, Arifin mengimbau kepada warga Jabar untuk tidak belanja panik (panic buying) menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri, terutama warga di daerah yang saat ini sedang memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti Bodebek dan Bandung Raya.

"Di tengah pandemi COVID-19, kami meminta kepada masyarakat untuk tetap mengurangi aktivitas keluar dan Mematuhi protokol kesehatan COVID-19, seperti pakai masker dan jaga jarak saat mengunjungi pasar rakyat dan pasar modern. Masyarakat di masa memasuki bulan Ramadan, kemudian nanti menjelang hari Idul Fitri, jangan belanja berlebihan, jangan belanja sesuai keinginan, tapi belanjalah sesuai kebutuhan," ungkap Arifin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya