Dilema Kartu Prakerja, Antara Berikan Bansos atau Buat Pelatihan

Banyak masyarakat yang saat ini mengeluhkan penyaluran bansos lewat program Kartu Prakerja yang baru bisa didapat lewat berbagai pelatihan

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 25 Apr 2020, 19:30 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2020, 19:30 WIB
Jokowi Ajak Kaum Milenial Untuk Tidak Golput di Festival Satu Indonesia
Calon Presiden petahana Joko Widodo saat memberikan pidato politiknya pada acara Festival Satu Indonesia di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (10/3). Pada pidatonya Jokowi mengenalkan kartu prakerja bila terpilih. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi virus corona (Covid-19) saat ini telah merubah fungsi program Kartu Prakerja dari penyedia pelatihan bagi pencari kerja menjadi penyalur bantuan sosial (bansos). Transformasi tersebut rupanya kurang disenangi baik oleh pencari kerja maupun penyedia kerja.

Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Panji Winanteya Ruky bercerita, banyak masyarakat yang saat ini mengeluhkan penyaluran bansos lewat program Kartu Prakerja yang baru bisa didapat lewat berbagai pelatihan.

Sementara itu, pihak pekerja juga mempertanyakan fungsi Kartu Prakerja yang kini lebih dominan menjadi program semi bansos.

"Jadi di sini banyak pertanyaan. Hanya untuk bansos kenapa ada pelatihan? Apalagi (harus) online, kenapa enggak dikasih uang aja?," ungkap Panji dalam video conference, Sabtu (25/4/2020).

"Di satu sisi ini kenapa pelatihannya seperti ini. Harusnya canggih dan segala macam. Online lagi, harusnya offline. Jadi ini tidak bisa memenuhi semuanya," ucap Panji.

 


Kembali ke Fungsi Awal

Kartu Prakerja
CfDS Fisipol UGM melakukan riset tentang Kartu Prakerja

Namun demikian, Panji menilai, kondisi seperti ini justru memberi peluang kepada program Kartu Prakerja untuk terus berbenah diri sebelum kembali ke fungsi utamanya pasca pandemi corona ini berakhir.

Oleh karenanya, ia menambahkan, pihak manajemen saat ini memberikan pilihan kepada peserta untuk menentukan mitra program pelatihan seperti apa yang diinginkannya. Sehingga ke depannya ada perbandingan bentuk pelatihan yang bagus itu seperti apa.

"Ini diharapkan memudahkan konsumen dalam lebih bijak memilih pelatihan. Karena bantuannya cuman sekali. Jadi kalau diambil tahun ini mungkin tahun depan enggak dapat lagi," pungkas Panji.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya