Harga Bawang Merah Melonjak karena Banyak Stok Rusak dan Panen Turun

kenaikan harga bawang merah juga dipengaruhi oleh kenaikan bibit bawang merah menjadi Rp 40 ribu per kg sampai 45 ribu per kg atau melonjak hingga lebih dari 100 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Apr 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2020, 12:00 WIB
Jelang Puasa, Harga Bahan Pokok Stabil
Pedagang memilah bawang merah di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat (26/4/2019). Kementerian Perdagangan siap menjaga harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok menjelang Puasa dan Lebaran 2019. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Bawang merah menjadi komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga tertinggi di awal Ramadan. Dilansir Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), kenaikan harga bawang merah hampir merata di seluruh Indonesia.

Bahkan di Manokwari harga bawang merah dibanderol Rp 70 ribu per kilogram (kg). Jika dirata-rata, harga bawang merah di Indonesia di angka Rp 45.800 per kg.

Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengakui adanya lonjakan harga bawang merah saat melakukan kunjungan ke pasar induk Kramat Jati Rabu kemarin. Menurutnya lonjakan bawang merah diakibatkan oleh menurunnya hasil produksi di sejumlah wilayah utama pemasok bawang.

"Penurunan terjadi karena hasil tanam yang kurang bagus dan stok panen sebelumnya mengalami kerusakan. Sehingga harga bawang merah naik," kata dia melalui keterangan tertulis, Kamis (30/4/2020).

Agus menjelaskan, berdasarkan informasi dari Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), kenaikan harga bawang merah akibat turunnya produksi di sentra produksi bawang merah di Brebes Jawa Tengah hingga 10 persen.

 

Harga Bibit Naik

Produksi Berlimpah Ekspor Bawang Merah Probolinggo Serbu Thailand
Sebanyak 165 ton bawang merah Probolinggo dilepas menuju negara Thailand. Kementerian Pertanian melalui Balai Karantina Pertanian Surabaya bersama PT. Cipta Makmur Sentausa melakukan ekspor perdana tahun 2019 bawang merah dari Probolinggo.

Di samping itu, kenaikan harga bawang merah juga dipengaruhi oleh kenaikan bibit bawang merah menjadi Rp 40 ribu per kg sampai 45 ribu per kg atau melonjak hingga lebih dari 100 persen. Kenaikan bibit tersebut berimbas pada penurunan luas tanam sekitar 30 persen karena yang bisa tanam hanya petani bermodal besar.

Penurunan produksi tersebut berpengaruh pada stok bawang merah yang kewalahan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang kian meningkat di bulan Ramadan. Imbasnya lonjakan harga bawang merah terjadi di sejumlah daerah ditengah pandemi virus corona.

“Dari sisi distribusi ke Jakarta saat ini juga diinfokan ada penurunan, ini tergambar dari penurunan pasokan bawang merah ke Pasar Induk Kramat Jati menjadi sekitar 79 ton per hari dalam seminggu terakhir, di bawah pasokan normal," tandasnya.

 

Potensi Panen Raya

20160810-Ditjen-Hortikultura-Kementan-Buka-Kios-Komoditas-Murah-Jakarta-YR
Petugas melayani warga yang membeli bawang merah dengan harga murah, Jakarta, Rabu (10/8/2016). Kementerian Pertanian menggelar kios pasar murah dengan menjual bawang merah dengan harga Rp 26.000/kg. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Kendati demikian, Agus mengatakan berdasarkan informasi dari Kementerian Pertanian (Kementan) pada akhir Mei 2020 akan ada potensi panen raya di sentra produksi bawang di luar wilayah Pantura Jawa, seperti Nganjuk, Bima, dan Enrekang.

Oleh karenanya, panen ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pasokan bawang merah. Imbasnya harga jual.bawamg dapat ditekan sampai tingkat harga wajar (Harga Acuan) sebesar Rp 32 ribu per kg.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya