Bawang Merah Bakal Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar di April 2020

Berdasarkan survei pemantauan harga pasar Bank Indonesia memperkirakan inflasi minggu keempat bulan April 2020 sebesar 0,18 persen

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Apr 2020, 09:45 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2020, 09:45 WIB
Harga Bawang di Pasar Kramat Jati
Pedagang menjajakan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (2/4/2019). Sejumlah pedagang di Pasar Induk Kramat Jati mengaku harga bawang merah dan bawang putih relatif stabil, meskipun terjadi kenaikan harga di beberapa daerah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan survei pemantauan harga pasar Bank Indonesia memperkirakan inflasi minggu keempat bulan April 2020 sebesar 0,18 persen (mtm) atau sebesar 2,78 persen (yoy). Dengan demikian inflasi terjaga dan terkendali rendah 3 persen plus minus 1 persen.

"Kami perkirakan untuk April 2020 ini inflasinya sekitar 0,18 persen mtm. Kalau dihitung yoy 2,78 persen," kata Gubernur Bank Indonesia di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu, (29/4/2020).

Perry menuturkan angka inflasi ini lebih rendah dari dua bulan sebelumnya. Pada bulan Maret 2020 inflasi tahunan tercatat 2,96 persen dan bulan Februari 2020 sebesar 2,96 persen.

Beberapa komoditas yang menyumbang inflasi di antaranya bawang merah sebesar 0,12 persen, emas perhiasan 0,9 persen, jeruk 0,5 persen dan gula pasir 0,02 persen. Sementara komoditas penyumbang deflasi yaitu cabe merah 0,11 persen dan daging ayam 0,08 persen.

Lebih lanjut Perry menuturkan terjaganya inflasi ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam menyediakan bahan pokok selama bulan ramadan terpenuhi dengan baik. Bulan Ramadan tahun ini pun secara historis inflasinya lebih rendah.

"Bulan Ramadan tahun ini lebih rendah dari pola historisnya" kata Perry.

 

Permintaan Turun

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hal ini terjadi karena kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Sehingga menurunkan tingkat permintaan dan inflasi terkendali.

"Karena ada PSBB dan ini menurunkan tingkat permintaan jadi itu bagian dari terkendalinya inflasi," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya