Miliarder Baru China yang Tuai Untung dari Pasar Saham

China merupakan rumah bagi beberapa bursa efek terbesar di dunia.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Mei 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2020, 21:00 WIB
Pasar saham China
Pasar saham China (AP Photo/Ng Han Guan)

Liputan6.com, Jakarta China merupakan rumah bagi beberapa bursa efek terbesar di dunia, termasuk Shanghai Stock Exchange dan Shenzhen Stock Exchange. 

Sehingga, menjadi masuk akal jika pengusaha perangkat lunak (software) terkait industri sekuritas dalam perdagangan keuangan bisa menjadi sangat kaya raya.

Salah satunya, yang kini juga tergabung dalam jajaran miliarder dunia, yaitu ketua Shenzhen Fortune Trend Technology, Huang Shan.

Dia tercatat memiliki kekayaan USD 1,3 miliar, setelah saham perusahaan naik sebesar 87 persen pada debut mereka di Shanghai. Huang memegang 68 persen saham dalam bisnis ini.

Melansir dari laman Forbes, Kamis (30/4/2020), Huang menjadi miliarder kedua yang dirilis dalam sekitar dua pekan terakhir. 
 
Sebelumnya, Ketua Sichuan Anning Iron dan Titanium, Luo Yangyong bergabung dengan grup itu pada 17 April, yang memperoleh USD 1,7 miliar dari saham perusahaannya yang naik 44 persen pada debutnya di Bursa Efek Shenzhen.
 
Dalam Daftar Forbes Billionaires 2020 yang dirilis awal bulan ini, China tercatat memiliki 389 miliarder, urutan kedua tepat di bawah Amerika Serikat dengan 614 orang yang terdaftar. 
 
Miliarder perangkat lunak keuangan China lainnya termasuk Yi Zheng, ketua Hithink RoyalFlush Information Network of Hangzhou, yang bernilai USD 3,1 miliar. Tak ketinggalan, CEO Tencent Holdings, Pony Ma, yang kekayaannya bernilai USD 46 miliar.
 

Miliarder Dunia yang Tambah dan Hilang Cuan di Tengah Krisis Corona

banner infografis
Ilustrasi Miliarder (Liputan6.com/Deisy)

Jakarta Ketika pandemi Covid-19 menyelimuti seluruh dunia, beberapa orang terkaya atau miliarder asal Amerika Serikat (AS) justru menunjukkan pertumbuhan kekayaan.

Salah satunya, kekayaan bersih milik CEO Amazon, Jeff Bezos yang melonjak lebih dari USD 28 miliar dibandingkan tahun lalu menjadi USD 146 miliar, menurut Bloomberg Billionaire Index.

Dengan pemberlakuan social distancing, dalam upaya mengurangi penyebaran virus, konsumen semakin mengandalkan raksasa e-commerce untuk mengirimkan serba-serbi barang ke rumah mereka.

 

 
 

 

Alhasil, saham Amazon melayang mendekati USD 2.372 pada Selasa (28/4) sore, atau naik hampir 25 persen dari awal 2020, ketika mereka berada di sekitar USD 1.898 per saham.

Melansir dari laman Yahoo Finance, Kamis (30/4/2020), Ekonom di University of California, Berkeley, Gabriel Zucman, dalam sebuah unggahan di media sosial miliknya, menyebutkan jika kekayaan 10 miliarder top Amerika naik USD 4 miliar sejak awal tahun ini.

Selain Bezos, kekayaan Mantan CEO Microsoft, Steve Ballmer tumbuh sebesar USD 5 miliar menjadi USD 63,3 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Lainnya, menurut indeks Bloomberg, kekayaan bersih salah satu pendiri Oracle, Larry Ellison, meningkat USD 1,3 miliar sejak tahun lalu.

Kekayaan Ahli waris Walmart, Rob, Jim dan Alice Walton, melonjak total USD 6,42 miliar. Mirip dengan Amazon, saham Walmart membengkak seiring merebaknya virus corona. Saham pengecer ini mendekati USD 128,22 pada hari Selasa, naik sekitar 8 persen sejak awal Januari.

Meski demikian, tidak semua miliarder berhasil menambah kekayaan mereka. Beberapa orang terkaya Amerika juga mengalami penurunan kekayaan sekitar USD 25 miliar, dibandingkan tahun lalu.

Sebut saja salah satunya, yaitu pendiri Microsoft Bill Gates, yang kehilangan USD 8,25 miliar, menurunkan kekayaan bersihnya menjadi USD 105 miliar.

Selain Gates, ada juga CEO Berkshire Hathaway Warren Buffett, yang kekayaannya turun USD 15,4 miliar menjadi USD 73,9 miliar. Serta CEO Facebook, Mark Zuckerberg, yang telah kehilangan USD 6,75 miliar.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya