Hadapi Kemarau Panjang, 5,6 Juta Ha Sawah Siap Ditanami Petani

Mentan mendesak petani di seluruh Indonesia untuk mempercepat gerak dalam menanam sawah.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Mei 2020, 18:52 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2020, 18:44 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pemerintah telah mengantisipasi himbauan Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) untuk menghadapi musim kemarau panjang.

Pria yang akrab disapa SYL ini mendorong petani untuk kembali melakukan percepatan penanaman pangan strategis seperti beras di atas lahan seluas 5,6 juta hektare (ha).

"Panen raya sudah dilakukan, dan hasilnya cukup besar, 7,4 juta hektare itu panen. Sesudah itu kita segera melakukan penanaman. Untuk penanaman sesuai hitung-hitungan kita yang bisa dilakukan adalah 5,6 juta ha. Itu yang maksimal," ungkapnya saat acara  #sharingsession dengan Liputan6.com, Selasa (5/5/2020).

SYL memperkirakan, hujan masih akan jatuh hingga akhir Mei atau awal Juni. Oleh karenanya, ia mendesak petani di seluruh Indonesia untuk mempercepat gerak dalam menanam sawah.

"Segera masuk kembali ke lahan pertanian. Segeralah kementerian dan jajaran pertanian yang ada di kabupaten, provinsi, pusat untuk turun bagi-bagikan bibitnya, pupuknya," imbuhnya.

 

Produktivitas

Melihat Petani Kulon Progo Panen Padi Menggunakan Mesin
Petani memanen padi jenis IR 54 menggunakan mesin produka. (merdeka.com/Arie Basuki)

Menurut perhitungannya, produktifitas padi di sawah seluas 5,6 juta ha tersebut setidaknya bisa mencapai lebih dari 5 ton per hektare. Dengan begitu, jumlah gabah kering giling (GKG) yang bisa diproduksi mencapai 20 juta ton atau sekitar 12 juta ton beras.

"Harapan kita, kita bisa mencapai 5,6 juta ha itu dan rata-rata kalau kita dorong 1 juta ton per hektare maka kita bisa produksi kurang lebih 20 juta gabah kering yang bisa kita olah," tuturnya.

Selain itu, SYL menambahkan, pemerintah telah menyiapkan dua provinsi untuk dilakukan perluasan area tanam. Proyek itu dianggap bisa menambah kebutuhan pangan hingga 1 juta ton sehingga persediaan beras hingga 2021 mendatang tetap aman.

"Kita akan masuk di 2 tempat lahan rawa 200 ribu ha, dan lahan-lahan yang tersebar belum terpakai kira-kira 400 ribu ha, jadi ada 600 ribu ha. Itu setara dengan 3 ton per ha, jadi kurang lebih ada 1,8 juta GKG. 1,8 juta itu bisa memproduksi beras 50 persen, bisa masuk 900 ribu ton (beras)," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya