Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sejak awal ahun hingga hari ini nilai tukar rupiahterhadap dolar Amerika Serikat (AS)n terdepresiasi sebesar 8,9 persen. Namun pelemahan pada minggu kedua April ini masih lebih kuat jika dibandingkan dengan Maret lalu.
"Rupiah sudah lebih menguat dibanding Maret lalu. Meskipun secara year to date masih terdepresiasi sebesar 8,9 persen," ujar Sri Mulyani saat melakukan Video Conference di Jakarta, Jumat (8/5).
Baca Juga
Pada kondisi April, kata Sri Mulyani, mata uang rupiah sudah menemukan presfektif baru di tengah pandemi Virus Corona. Walaupun demikian, dia masih mewaspadai sejumlah hal yang dapat mengguncang rupiah ke depan.
Advertisement
"Namun dibandingkan volatilitas yang terjadi bulan Maret, rupiah pada bulan April relatif sudah agak lebih menemukan suatu presfektif baru," jelasnya.
"Meskipun kita tidak underestimate bahawa gejolak mungkin masih akan terus terjadi karena ketidakpastian Covid-19 masih berjalan," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Rupiah Hari Ini
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Jumat pekan ini. Pelonggaran kebijakan lockdown masih menjadi sentimen positif untuk rupiah.
mengutip Bloomberg, Jumat (8/5/2020), rupiah dibuka di angka 15.012 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.995 per dolar AS. Namun menjelang siang, rupiah kembali menguat ke 14.931 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiag bergerak di kisaran 14.931 per dolar AS hingga 15.025 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun rupiah melemah 7,68 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 15.009 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 15.127 per dolar AS.
Advertisement