Liputan6.com, Jakarta - Realisasi restrukturisasi kredit atas debitur terdampak Covid-19, sampai dengan 30 April 2020, mencapai 1.718.507 juta debitur dengan total baki debet sebesar Rp 233,16 triliun.
Data tersebut disampaikan oleh Ketua Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), Sunarso dalam webinar “Menjaga Industri Perbankan di Tengah Pandemi COVID-19 Melalui Kebijakan Relaksasi Kredit & Subsidi Bunga, Jumat (15/5/2020).
"Untuk rincinanya, dimana untuk UMKM seluruh HIMBARA itu jumlahnya 1,5 juta debitur dan portofolionya Rp 137 triliun. Itu yang sudah kita restrukturisasi," ujarnya.
Advertisement
Baca Juga
Adapun rincian lebh lanjut, untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebanyak 640.701 debitur telah direstrukturisasi dengan oustanding Rp 24,696 triliun.
Untuk segmentasi Mikro, sebanyakl 850.197 debitur dengan outstanding Rp 45,101 triliun. SME 69.492 debitur dengan outstanding Rp 67,312 triliun.
Segmentasi konsumer telah direalisasi sebanyak 157.171 debitur dengan outstanding Rp 26,310 triliun, Wholwsale sebanyak 946 debitur dengan outanding 59,786 triliun.
Sementara untuk non UMKM, realisasi restrukturisasi mencapai 158.117 debitur dengan outstanding Rp 86,096 triliun.
Kredit Senilai Rp 271 Triliun Dapat Fasilitas Restrukturisasi
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan jika total kredit yang akan ditunda mencapai Rp 271 triliun. Kredit ini tersebar dalam beragam bentuk.
"Total kredit yang akan ditunda pokoknya adalah sebesar Rp 105,7 triliun, untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), Ultra Mikro (UMi), Mekaar, dan Pegadaian," kata Sri Mulyani melalui video conference, Rabu (29/4/2020).
Sedangkan, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), perbankan, dan perusahaan pembiayaan total penundaan angsuran diperkirakan Rp 165,48 triliun.
Dengan demikian, total dari keduanya mencapai Rp 271 triliun dari total angsuran yang ditunda saelama 6 bulan ini. Sementara itu, untuk Kredit yang lain, seperti koperasi yang belum mendapatkan akses UMi, diperkirakan jumlahnya mencapai 1,7 juta debitur.
Kemudian nasabah Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LBDB) yang mencapai 30 ribu, dan dari merchant atau UMKM yang selama ini menjadi rekanan berbagai platform online mencapai 3,7 juta.
"Serta UMKM di Pemda, petani, hingga nelayan 6,29 juta, juga akan mendapat subsidi bunga 6 persen selama 6 bulan dari pemerintah," kata Sri Mulyani. "Ini totalnya kita perkirakan outsatanding-nya Rp 16,3 triliun dan penundaannya adalah Rp 13,87 triliun," imbuhnya.
Advertisement