Permintaan Melonjak, Harga Bawang Merah di Jakarta Sentuh Rp 70 Ribu per Kg

Lonjakan harga jual bawang di pasar tradisional ibu kota diakibatkan oleh tingginya permintaan masyarakat untuk konsumsi saat lebaran.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mei 2020, 13:30 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2020, 13:30 WIB
Harga Bawang di Pasar Kramat Jati
Pedagang menjajakan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (2/4/2019). Sejumlah pedagang di Pasar Induk Kramat Jati mengaku harga bawang merah dan bawang putih relatif stabil, meskipun terjadi kenaikan harga di beberapa daerah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang lebaran permintaan masyarakat Ibu Kota akan bawang merah kian meningkat. Imbasnya di sejumlah pasar DKI Jakarta harga bumbu dapur favorit ini melonjak hingga Rp70 ribu per kilogram (Kg)

"Memang permintaan bawang merah lagi tinggi. Di pasar DKI sekarang bahkan di jual Rp70 ribu per kilogram," kata Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri, saat dihubungi Merdeka.com, Sabtu (25/5/2020).

Menurutnya lonjakan harga jual bawang di pasar tradisional ibu kota diakibatkan oleh tingginya permintaan masyarakat untuk konsumsi saat lebaran. Alhasil salah satu bumbu dapur favorit tersebut mengalami kelangkaan stok sehingga membuat harganya menjadi mahal.

Selain itu, Mansuri berujar bahwa lonjakan harga disebabkan oleh koordinasi yang lemah antar lembaga kementerian terkait. Sebab, kenaikan harga bawang seharusnya dapat diantisipasi mengingat sejumlah sentra wilayah penghasil bawang mengalami penurunan produksi.

"Kan harusnya sudah diprediksi saat lebaran pasti permintaan bawang merah meningkat. Kalau sudah koordinasi pasti tak terjadi (kenaikan harga)," tandasnya.

 

 

Curhat Pedagang

Jelang Puasa, Harga Bahan Pokok Stabil
Pedagang memilah bawang merah di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat (26/4/2019). Kementerian Perdagangan siap menjaga harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok menjelang Puasa dan Lebaran 2019. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sementara itu, Menurut Rokhmat seorang pedagang bawang merah di pasar tradisional Jatinegara, lonjakan bawang merah disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari wilayah sentra bawang. Antara lain Brebes, Cirebon, Demak daerah lainnya di provinsi Jawa Tengah.

Akibat lonjakan harga bawang merah, ia mengeluhkan turunnya pendapatan usaha hingga 30 persen dalam satu hari. Ini terjadi setelah mayoritas konsumen mengurangi jumlah pembelian.

"Pendapatan pasti terpengaruh, kan yang beli kan pada berkurang. Sehari minimal dapet lah Rp400.000 sekarang paling Rp280.000," jelas Rokhmat.

Dia pun berharap pemerintah serta dinas terkait segera mencari solusi untuk menekan harga jual bawang merah yang kian meroket. Apalagi saat ini masyarakat tengah dihadapkan pada kondisi sulit akibat pandemi covid-19. 

Sulaeman

Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya