Tak Hanya BLT Dana Desa, Nilai Bansos Juga Turun Jadi Rp 300 Ribu

Pemerintah memutuskan penyaluran bansos akan diperpanjang hingga Desember 2020.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 03 Jun 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2020, 17:00 WIB
FOTO: Melihat Proses Pengemasan Bantuan Sosial Pemerintah Pusat
Pekerja mengemas paket bantuan sosial (bansos) di Gudang Food Station Cipinang, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Pemerintah pusat menyalurkan paket bansos selama tiga bulan untuk mencegah warga mudik dan meningkatkan daya beli selama masa pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memperpanjang penyaluran Bantuan Sosial (bansos) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa bagi warga terdampak pandemi virus Corona (Covid-19). Bansos akan diperpanjang hingga Desember 2020.

"Jadi untuk Jabodetabek, sekarang akan sampai Desember. Namun, mulai Juli hingga Desember manfaatnya akan turun dari Rp 600 ribu menjadi Rp 300 ribu per bulan," jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam video conference usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (3/6/2020).

Perpanjangan juga berlaku bagi penerima manfaat di luar Jabodetabek. Namun, nilai manfaat akan turun dari Rp 600 ribu menjadi Rp 300 ribu, mulai Juli hingga Desember. Sri Mulyani mengatakan penyaluran bansosakan dilakukan secara tunai non-cash.

"Akan dilakukan transfer ke nama dan akun mereka sesuai dengan data di Kemensos atau kerja sama dengan Pemda," kata dia.

Sementara itu, untuk BLT Dana Desa diperpanjang hingga September 2020. Kendati begitu, penerima manfaat hanya akan mendapat bantuan senilai Rp 300 ribu dari yang mulanya Rp 600 ribu per bulan.

"Sehingga total BLT desa akan mencapai Rp 31,8 triliun," ucap Sri Mulyani.

 

Total Biaya

FOTO: Melihat Proses Pengemasan Bantuan Sosial Pemerintah Pusat
Pekerja mengemas paket bantuan sosial (bansos) di Gudang Food Station Cipinang, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Pemerintah pusat menyalurkan paket bansos selama tiga bulan untuk mencegah warga mudik dan meningkatkan daya beli selama masa pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sedangkan, untuk bansos tunai non-Jabodetabek totalnya mencapai Rp 32, 4 triliun dan bansos Jabodetabek Rp 6,8 triliun. Sri Muluyani menyebut penerima bansos didominasi oleh para petani, peternak, dan pekebun yang jumlahnya sebanyak 18,4 juta orang.

Kemudian, pedagang dan pekerja sektor swasta 4,2 juta orang, pekerja bangunan 3,4 juta orang, pekerja pabrik 3,3 juta orang, sopir dan pekerja komunikasi 1,3 juta orang, serta nelayan hampir 900 ribu orang. Dia mengklaim penerima bansos yang terdata tersebut sudah mencakup 40 persen dari total masyarakat Indonesia.

"Itu adalah dukungan yang diberikan pemerinta untuk menahan daya beli agar tidak menurun akibat Covid-19, dan merosotnya kegiatan ekonomi terutama di level masyarakat akar rumput," tutur Sri Mulyani.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya