Pulihkan Ekonomi, Pemerintah Gencar Tarik Investasi yang Serap Banyak Pekerja

Pemerintah fokus mendorong realisasi penanaman modal sektor industri di tanah air, baik itu datangnya dari investor asing maupun lokal.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jun 2020, 14:15 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2020, 14:15 WIB
Produksi Motor Honda di Pabriknya
Belasan ribu motor Honda produksi Indonesia laku di negeri orang

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah fokus mendorong realisasi penanaman modal sektor industri di tanah air, baik itu datangnya dari investor asing maupun lokal. Langkah strategis ini bertujuan untuk memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri sehingga dapat memperkuat rantai pasok dan daya saing.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian, Janu Suryanto, menyatakan akan terus mengawal investasi di sektor industri. Sebab, investasi tersebut diyakini akan memacu kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor.

"Wabah virus corona ini memang membawa pengaruh sangat besar terhadap perekonomian nasional dan global. Tetapi kita harus optimistis dan kerja keras untuk membangkitkan kembali, dengan salah satu upayanya adalah meningkatkan investasi," ujar dia dalam keterangan tertulis, Kamis (4/6).

Dia menjelaskan, selain masih mengincar penanaman modal dari sektor industri yang menghasilkan produk substitusi impor. Pihaknya juga akan lebih gencar menarik investasi yang dapat menciptakan lapangan kerja atau sektor padat karya.

Dalam situasi seperti saat ini, investasi tentunya akan memberikan dampak positif bagi penciptaan lapangan kerja, baik itu yang skala besar atau kecil. Apalagi, aktivitas industri selama ini telah terbukti membawa dampak yang luas terhadap perekonomian nasional, antara lain melalui peningkatan pada nilai tambah bahan baku, penerimaan devisa dari ekspor, dan penyerapan tenaga kerja.

Janu pun mengungkapkan, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama investasi khususnya bagi sektor industri manufaktur. Potensi ini lantaran didukung dengan ketersediaan pasar yang besar dan bahan baku yang melimpah.

"Bahkan, Indonesia dinilai memiliki keunggulan untuk bisa dijadikan sebagai hub manufaktur di wilayah ASEAN," ujarnya.

Selain itu, daya tarik lainnya bagi investor, Indonesia telah menyatakan kesiapan dalam menerapkan industri 4.0 melalui implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

"Karena produksi akan lebih berkualitas dan efisien dengan penggunaan teknologi digital atau modern," imbuhnya.

 

Realisasi Investasi

Pabrik LG di Cibitung-Bekasi
Karyawan di pabrik LG di Cibitung-Bekasi.

Kemenperin mencatat, selama periode tahun 2015-2019, total nilai penanaman modal asing (PMA) dari sektor industri manufaktur sebesar USD61,5 miliar. Sedangkan, kontribusi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp451,3 triliun.

Selama lima tahun terakhir tersebut, sektor yang memberikan sumbangsih terbesar pada PMA adalah industri logam dasar yang telah mengguyurkan dananya hingga USD12,8 miliar.

Selanjutnya diikuti industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar USD9 miliar, serta industri makanan dan minuman menyentuh angka USD8 miliar.

Sementara itu, sektor yang dengan investasi PMDN tertinggi di periode yang sama berturut-turut adalah industri makanan dan minuman sebesar Rp158,3 triliun, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia mencapai Rp55,5 triliun, serta industri barang galian bukan logam menembus hingga Rp51,6 triliun.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani mengakui, sektor yang pertumbuhan investasinya cukup besar adalah industri logam dasar.

Ini sebagai efek dari implementasi kebijakan pelarangan ekspor untuk raw materials atas logam mentah seperti nikel. Pun, sektor ini memang besar peningkatannya untuk kategori industri manufaktur pada investasi PMA.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya