Menko Airlangga: RI Butuh 340 Juta Vaksin Covid-19 untuk 170 Juta Jiwa

Airlangga mengatakan pengadaan vaksin Covid-19 di dunia dilakukan melalui relaksasi intellectual property rights.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jun 2020, 11:57 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2020, 11:57 WIB
vaksin corona
vaksin corona

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan Indonesia membutuhkan setidaknya 340 juta ampul vaksin Covid-19  untuk 170 juta jiwa dengan asumsi setiap orang mendapat dua ampul.  

"Apabila 170 juta masyarakat, maka butuh minimal terkena dua kali shot. Jadi, minimal kita butuh 340 juta vaksin," kat dia seperti melansir Antara, Rabu (10/6/2020).

Airlangga mengatakan pengadaan vaksin Covid-19 di dunia dilakukan melalui relaksasi intellectual property rights yaitu bagi negara yang menemukan terlebih dahulu, maka dapat berbagi dengan negara lain.

"Siapa yang menemukan terlebih dahulu bisa sharing dengan negara lain, sehingga bisa melakukan co-production," ujarnya.

Ia menyatakan untuk Indonesia, dalam menemukan dan memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 dilakukan melalui kerja sama antara BUMN dengan beberapa perusahaan di Korea.

"Sesuai arahan Bapak Presiden yang meminta kita untuk mengutamakan kerja sama dengan negara yang penduduknya relatif lebih kecil dari kita," katanya.

Airlangga menjelaskan kerja sama tidak mungkin dilakukan dengan negara berpenduduk lebih banyak dari Indonesia karena mereka pasti akan mementingkan negaranya masing-masing.

"Mereka mempunyai kebutuhan sendiri seperti India atau China yang punya demand lebih dari satu miliar, maka otomatis mereka akan mementingkan negaranya masing-masing," jelasnya.

 

Tonton Video Ini

Ajak Negara Lain

Selain itu, ia menuturkan negara berpenduduk lebih sedikit dari Indonesia seperti Korea, Prancis, dan Denmark merupakan mitra ideal karena mereka membutuhkan pasar yang besar.

"Mereka membutuhkan pasar besar sehingga kita bisa melakukan co-production," tegasnya.

Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan pengembangan vaksin di Indonesia dipimpin oleh PT Bio Farma yang merupakan BUMN.

"Kita ingin mendapatkan vaksin dalam waktu relatif cepat artinya tidak tertinggal dari negara lain. Kita mengembangkan vaksin Indonesia sendiri yang efektif untuk virus yang beredar di Indonesia," katanya.

Bambang menyatakan Indonesia dengan lebih dari 250 juta jiwa membutuhkan sekitar 250 juta sampai 300 juta ampul jika ingin melakukan vaksinasi terhadap dua per tiga dari total penduduk Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya