Survei: Pandemi Bikin Konsumen Indonesia Lebih Pilih Bayar Nontunai

Temuan transaksi nontunai ini berasal dari survei Visa yang melibatkan konsumen dari 40 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

oleh Athika Rahma diperbarui 11 Jun 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2020, 08:00 WIB
Transaksi nontunai
Transaksi nontunai

Liputan6.com, Jakarta Visa, perusahaan pembayaran digital, menemukan beberapa temuan yang menunjukkan pergeseran kebiasaan dan perilaku berbelanja masyarakat Indonesia seiring era 'new normal'. 

Menurut survei tersebut, 6 dari 10 responden Indonesia (62 persen) mulai membentuk kebiasaan nontunai, dengan lebih memilih untuk membayar dengan menggunakan kartu atau aplikasi mobile dibandingkan dengan uang tunai.

Selain itu, proporsi yang sama mengatakan konsumen berniat untuk tetap menggunakan pembayaran digital dan tidak kembali ke uang tunai ketika kondisi darurat saat ini berakhir.

Temuan ini berasal dari survei Visa yang melibatkan konsumen dari 40 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

“Survei ini bertujuan memperoleh gambaran bagaimana perilaku konsumen Indonesia berubah menghadapi tantangan saat ini. Kami berbagi temuan ini dengan harapan dapat mendukung ekosistem keuangan di Indonesia dengan data untuk beradaptasi dan menyambut realita baru," ujar Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Riko Abdurrahman dalam keterangannya, Kamis (11/6/2020).

Meskipun kesehatan fisik tetap menjadi perhatian utama di seluruh dunia, survei ini menemukan bahwa masyarakat Indonesia sangat peduli dengan kesehatan keuangannya.

Sebesar 4 dari 5 (78 persen) masyarakat Indonesia setuju bahwa situasi saat ini mengharuskan untuk lebih proaktif dalam perencanaan keuangan. Sementara 55 persen responden mengindikasikan kekhawatiran akan jatuh sakit.

Banyak konsumen Indonesia yang mencoba e-Commerce untuk pertama kalinya dan berniat untuk semakin sering belanja online ke depannya.

Berdasarkan survei, sebanyak 56 persen responden Indonesia mengatakan mereka kemungkinan besar akan meningkatkan belanja online mereka, jauh lebih tinggi dibandingkan persentase responden global (35 persen) dan di Asia Pasifik (47 persen).

Dalam hal pengalaman berbelanja, 56 persen responden Indonesia mengatakan bahwa belanja online memberikan pengalaman yang lebih positif dibandingkan dengan belanja tatap muka, sementara hal yang sama diutarakan oleh 46 persen responden di Asia Pasifik dan 37 persen responden global.

 

Saksikan video di bawah ini:

Konsumen Dunia

Belanja di Pasar Sayur Mayestik Bisa Bayar Nontunai
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi saat melakukan transakasi non tunai usai berbelanja di PD Pasar Jaya Mayestik, Jakarta, Rabu (4/4). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Survey ini juga menunjukkan kebiasaan nontunai yang mulai terbentuk di seluruh dunia, dengan 62 persen responden Indonesia mengungkapkan memilih membayar dengan metode nontunai.

Demikian pula, 58 persen responden di Asia Pasifik dan 64 persen responden global mengatakan lebih menyukai metode nontunai.

Intensi untuk membayar di masa depan juga konsisten di seluruh dunia, di mana konsumen di Indonesia (62 persen), Asia Pasifik (75 persen) dan seluruh dunia (66 persen) memilih untuk tetap menggunakan pembayaran elektronik daripada uang tunai ketika aktivas sehari-hari kembali berlanjut.

Perencanaan keuangan juga menjadi perhatian utama banyak responden, dengan 78 persen responden Indonesia meyakini mereka harus lebih proaktif dalam mengelola keuangan mereka di masa sekarang, lebih tinggi dibandingkan dengan responden di Asia Pasifik (74 persen) dan global (70 persen).

Adapun, responden Indonesia cukup optimis dengan pemulihan ekonomi, di mana 64 persen percaya perekonomian akan pulih dengan cepat saat tantangan kesehatan saat ini terkendali; optimisme yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 40 persen responden di Asia Pasifik dan 31 persen responden global.

“Tantangan di saat ini semakin mempercepat adopsi teknologi digital oleh masyarakat, termasuk di ranah pembayaran, seiring beralihnya konsumen dan pelaku usaha ke perdagangan digital, dan dengan semakin dirasakannya manfaat dari dunia digital yang serba lancar dan terhubung. Percepatan digitalisasi dalam berbagai aspek kehidupan ini sepertinya akan menjadi sebuah fondasi the new normal,” tambah Riko.

“Visa berada di posisi yang unik untuk membantu menunjukkan arah dalam dunia yang semakin digital, dengan menyediakan solusi pembayaran bagi klien dan konsumen di Indonesia, memastikan merchant siap dengan instrumen nontunai, dan secara aktif mendukung perpindahan UKM ke e-Commerce. Kami akan terus memanfaatkan data dan jaringan global kami untuk memberikan pengalaman pembayaran yang positif bagi konsumen, sehingga siapapun dapat melakukan transaksi pembayaran, kapanpun, di manapun,” tutup Riko.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya