Liputan6.com, Jakarta - Program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) digagas berasaskan nilai-nilai Pancasila. Hal itu diungkapkan Deputi Komisioner BP Tapera Bidang Pemanfaatan Dana Tapera, Ariev Baginda Siregar dalam program Ruang Merdeka bertajuk 'Membedah Tapera'.
"Tapera ini sebetulnya ruh dari Pancasila yang ujungnya nanti kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan ada juga persatuan Indonesia," kata Ariev di Jakarta, Rabu (17/6).
Advertisement
Baca Juga
Pada program ini, pemerintah ingin membangun empati masyarakat untuk bisa tolong-menolong. Bagi masyarakat yang berpendapatan tinggi seharusnya tidak masalah jika gajinya dipotong untuk membantu orang yang membutuhkan dana untuk memiliki rumah.
Lagi pula, uang yang ditabungkan tersebut bisa diambil ketika ingin membeli rumah. "Jadi disitulah jiwa Pancasila, Persatuan Indonesia-nya ada," kata dia.
Hanya memang niat ini pemerintah ini yang belum dipahami banyak orang sehingga langsung menolak adanya program Tapera. "Cuma memang kadang-kadang kita kurang melihat ke sana," ujar Ariev.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Paksa untuk Menabung
Dia tak menampik program pemerintah ini memaksa masyarakat menabung untuk membeli hunian. Tapera mengubah gaya hidup masyarakat yang konsumtif dan kesulitan untuk menabung.
"Tabungan paksa ini kan bergunanya juga nanti buat yang menang menabung. Kalau kita kan kecenderungan konsumtif, susah nabung tapi kalau dipaksakan menabung ya jadi bisa menabung," tutur Ariev.
Dia menambahkan, dengan program ini diharapkan masyarakat jadi lebih sejahtera. Sebab mereka bisa memiliki rumah yang layak dan bisa melahirkan generasi yang lebih baik di masa depan.
"Kita harapkan masyarakat ini semakin sejahtera jadi kita lebih baik kondisinya terutama untuk masa depan dan generasi yang akan datang," katanya mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement