Direktur Milenial Telkom: Ekonomi Digital Indonesia Berkembang Lebih Cepat dari Dugaan

Proyeksi Temasek potensi ekonomi digital Indonesia mencapai USD 133 miliar, dan angka proyeksinya terus meningkat.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Jun 2020, 19:40 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2020, 19:40 WIB
Co Founder&President at Bukalapak Bagi Inspirasi Bisnis Di EGTC Bandung 2018
Co Founder&President at Bukalapak, M Fajrin Rasyid memberi materi tentang cara melihat peluang dan membuka bisnis selama EGTC 2018 di Universitas Padjajdaran, Bandung (5/12). M Fajrin Rasyid berbagi inspirasi bisnis. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Digital Business PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), Muhammad Fajrin Rasyid buka suara mengenai potensi ekonomi digital Indonesia.

Direktur milenial Telkom yang merupakan salah satu pendiri e-commerce BukaLapak ini menyebutkan, berdasarkan proyeksi Temasek potensi ekonomi digital Indonesia mencapai USD 133 miliar, dan angka proyeksinya terus meningkat.

"Kalau bicara ekonomi digital itu diproyeksi oleh Temasek USD 133 miliar di 2025," ujarnya dalam Indonesia Muda Club (IMC) Episode 2, Jumat (26/6/2020).

"Setiap riset Temasek memperbaharui, revisi estimasi ekonomi digital di 2025 tadi, dari USD 80 miliar, USD 100 miliar, USD 133 miliar," sambung Fajrin.

Sehingga, Fajrin menyimpulkan bahwa ekonomi digital Indonesia terus berkembang lebih cepat dari proyeksi sebelumnya.

"Artinya apa, ekonomi digital Indonesia berjalan atau berkembang lebih cepat dari yang diduga sebelumnya itu yang terjadi ekonomi digital Indonesia sehingga transformasi digital sebuah keharusan," simpul dia.

Tren Ekonomi Digital Makin Berkembang di Tengah Pandemi Corona

Teten Masduki
Kementerian Koperasi dan UKM sejak awal membuka kerja sama seluas-luasnya dengan berbagai pihak dengan prinsip transparan, akuntabel, dan semata-mata demi memajukan koperasi dan UMKM di Tanah Air.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memprediksi tren Stay at Home di tengah pandemi virus corona bisa menjadi tren ekonomi di masyarakat untuk ke depannya.

“Masyarakat mengalami perubahan pola konsumsi yang awalnya offline sekarang menjadi online, dan diprediksi stay at home ekonomi akan menjadi tren di masyarakat,” kata Teten dalam konferensi pers bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di kantor Graha BNPB, Jakarta, pada Selasa 28 April 2020.

Ia menyebut Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang paling terdampak terutama sektor mikro.

Melihat pola konsumsi masyarakat yang saat ini berubah, penjualan secara online atau e-commerce sekarang merupakan sebuah solusi bagi UMKM yang pasti bisa menjalankan usahanya, untuk tetap memasarkan produknya sesuai protokol pencegahan covid-19.

“Riset RPL UI menyebutkan bahwa UMKM yang berpotensi dalam masa sekarang ini adalah UMKM pangan yang memproduksi produk-produk herbal, natural, buah-buahan, sayur-sayuran, yang baik untuk kesehatan dan daya tahan tubuh,” ujarnya.

Selain itu, UMKM juga ada yang menyediakan produk makanan siap olah dan  bisa disimpan lama. Hal itu sejalan dengan survei dengan hasil 49 persen bahwa masyarakat saat ini lebih sering memasak di rumah, jadi permintaan terhadap produk-produk yang siap diolah praktis menjadi fokus saat ini.

“Saya mengajak seluruh pelaku koperasi dan UMKM bisa memanfaatkan momentum covid-19  sebagai bagian untuk belajar  lebih aktif dalam memanfaatkan teknologi digital, untuk mengatasi permasalahan salah satunya pemasaran,” ungkapnya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk membeli produk-produk koperasi dan UMKM  agar perekonomian di dalam negeri tetap berputar, sehingga solidaritas sosial kepada yang terdampak saat ini sangat dibutuhkan.

“Saya berharap pandemi covid-19 bisa menjadi momentum bagi pelaku koperasi dan UMKM untuk membuktikan bahwa produk-produk dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan masyarakat,” tutupnya.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya