Indonesia Siapkan Insentif Pajak Bagi Perusahaan yang Kembangkan Vaksin Corona

Pandemi Covid-19 telah menimbulkan efek yang sangat mempengaruhi hubungan bilateral di antara kedua negara.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Jun 2020, 20:30 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2020, 20:30 WIB
Suntikan dan obat (iStock)
Ilustrasi steroid. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menerima kunjungan Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket.

Dalm pertemuan ini, Menko Airlangga mengatakan bahwa kejadian pandemi Covid-19 telah menimbulkan efek yang sangat mempengaruhi hubungan bilateral di antara kedua negara.

Dengan memasuki fase normal baru maka diperlukan juga kerja sama di antara negara-negara yang terkena imbas Covid-19. UE merupakan salah satu partner dagang dan investasi yang utama bagi Indonesia.

“Meskipun saat ini sedang ada tantangan dalam hubungan ekonomi antara Indonesia dan UE, tapi kami percaya masih ada potensi yang hebat, serta kesempatan dagang dan investasi yang masih bisa dieksplorasi lagi,” jelas Menko Airlangga, Selasa (30/6/2020).

Menko Airlangga juga mendukung kolaborasi antara Indonesia dan UE untuk memproduksi vaksin Covid-19 melalui skema co-production dan sharing biaya.

“Saat ini, Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan insentif pajak super deduksi (sampai 300 persen) untuk perusahaan-perusahaan farmasi yang mengembangkan vaksin Covid-19 di Indonesia," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perdagangan Bilateral

Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sedangkan, untuk mendorong perdagangan bilateral, masing-masing pihak harus mengeliminasi dan mengurangi perhitungan tarif dan non-tarif antara keduanya, khususnya untuk produk makanan dan peralatan medis.

UE dan beberapa negara anggota juga telah memberikan bantuan kepada Indonesia untuk penanganan pandemi Covid-19, antara lain alat pelindung diri (APD), serta dana hibah untuk penguatan sektor kesehatan di Indonesia.

“Kita juga harus menguatkan kerja sama ekonomi digital dalam normal baru, melalui e-commerce, e-health dan e-learning,” pungkas dia.

Turut hadir dan mendampingi dalam courtesy meeting ini, antara lain Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Rizal Affandi Lukman, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Musdhalifah Machmud, dan perwakilan dari Uni Eropa.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya