Rektor UI Sebut Rantai Pasok Kunci Pulihkan Ekonomi

Hal yang sering dilupakan bahwa perekonomian itu sebenarnya pertemuan antara produksi dan permintaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jul 2020, 21:28 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2020, 21:28 WIB
Penerapan Sistem Ganjil Genap di Pasar Tradisional
Aktivitas perdagangan saat pemberlakukan ganjil genap pasar tradisional di Jakarta. Pasar jadi salah satu rantai pasok kebutuhan di masyarakat. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu cara memulihkan perekonomian Indonesia melalui penguatan dari sisi rantai pasok. Sebab pandemi Covid-19, berdampak pada pemutusan permintaan dan penawaran dari sisi ekonomi.

Ini diungkapkan Rektor Universitas Indonesia, Ari Kuncoro. "Perekonomian itu sebenarnya adalah kartu domino dari rantai pasokan jadi tidak bisa dengan membangkitkan sebagian jadi harus semuanya dibangkitkan. Inilah yang menimbulkan komplikasi kenapa kemudian timbul semacam prediksi kira-kira pemulihannya akan lebih lama 2021," kata dia dalam diskusi di Jakarta, Jumat (3/7/2020).

Dia mengatakan yang sering dilupakan bahwa perekonomian itu sebenarnya pertemuan antara produksi dan permintaan.

Jadi dampak Covid-19 ini betul-betul mempreteli dari sisi produksi dan permintaan di Tanah Air. "Ini sebenarnya adalah suatu peringatan bagi kita kalau rantai pasokan tidak dijaga," kata dia.

Jika rantai pasok tidak terjaga maka akan ada dua kemungkinan buruk dirasakan suatu negara termasuk Indonesia.

Pertama, yakni ada permintaan namun barang tidak ada, maka akan menyebabkan inflasi naik. Kedua bisa menjaga inflasi, namun harus melakukan impor.

"Inilah yang nanti harus kita waspadai di akhir-akhir tahun 2020 jadi ini memerlukan suatu kebijakan untuk memperbaiki kerusakan pada rantai pasokan," kata dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Prediksi Menko Airlangga Pertumbuhan Ekonomi Minus 3,1 Persen di Kuartal II-2020

Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memprediksi pertumbuhan ekonomi minus 3,1 persen pada kuartal II-2020.

Angka ini sudah masuk dalam zona negatif mengingat pada periode Mei-Juni roda perekonomian lumpuh akibat adanya PSBB demi mencegah penyebaran Covid-19. "Kuartal kedua diperkirakan sudah mencapai minus 3 persen," kata dia dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat (3/7/2020).

Pemerintah terus mencari cara agar pertumbuhan dalam negeri tidak masuk zona negatif sampai akhir tahun.

Paling tidak untuk mengangkat pertumbuhan, ekonomi kuartal III dan IV harus ada perbaikan secara total. Dengan begitu, secara kumulatif ekonomi Indonesia tidak begitu terperosok.

"Kuartal III dan IV diharapkan meningkat tetapi kita tahu bahwa yang bisa mengelak kuartal III mau tidak mau adalah peran pemerintah, sehingga tentu kita harus mendorong bahwa government spending itu kuartal ketiga besar bisa mencegah kita untuk tidak masuk negatif di akhir tahun ini," jelas dia.

Mantan Menteri Perindustrian ini menambahkan, beberapa lembaga keuangan dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan Indonesia sudah masuk ke jalur positif.

Beberapa prediksi pertumbuhan ekonomi itu datang mulai dari IMF, World Bank, Bloomberg, dan lain lain. "Berbagai proyeksi berharap di 2021 kita sudah masuk di dalam jalur positif," kata dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya