Petani dan Penyuluh Bondowoso Tanam Padi Lokal untuk Penuhi Kebutuhan Pangan

Kementerian Pertanian menggenjot produktivitas padi di Tanah Air untuk memenuhi kebutuhan pangan.

oleh Reza pada 21 Jul 2020, 16:53 WIB
Diperbarui 21 Jul 2020, 16:47 WIB
Kementan
Kementerian Pertanian menggenjot produktivitas padi di Tanah Air untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian menggenjot produktivitas padi di Tanah Air untuk memenuhi kebutuhan pangan. Kegiatan ini juga dilakukan oleh BPP Congkrong di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yang memilih varietas padi lokal.

Upaya yang dilakukan BPP Congkrong, diapresiasi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Menurutnya, insan pertanian harus meningkatkan produktivitas, serta menurunkan biaya pertanian menuju pertanian berbiaya rendah agar kebutuhan pangan 267 juta jiwa penduduk Indonesia terpenuhi.

“Padi merupakan salah satu dari 11 komoditas strategis pertanian, dan sumber pangan pokok yang terpenting bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian mendukung upaya untuk meningatkan produktivitas,” tutur Mentan SYL, Selasa (21/07).

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa keberhasilan petani dapat dilihat dari penyuluh.

"Penyuluh adalah garda terdepan dalam pertanian. Jika penyuluh kreatif, inovatif maka petaninya akan sukses," ujar Dedi.

Sedangkan BPP Congkrong di Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur, bekerjasama dengan kelompok tani (Poktan) Al Furqon di Desa Suger Lor, Kecamatan Maesan, mengadakan uji coba varietas lokal unggul yaitu HMS 400.

Uji coba ini menggunakan tiga perlakuan yaitu, pertama hanya memakai pupuk urea aplikasi pada 7 hst dan 21 hst, kedua dengan pengaplikasian pupuk urea dan phonska pada 7 hst dan 21 hst, ketiga dengan penambahan pupuk organik pada waktu pengolahan tanah dan aplikasi urea di 7 hst, 21 hst, 35 hst ditambah phonska di 7 hst dan 21 hst.

Uji coba ini diakhiri dengan kegiatan ubinan dan diperoleh hasil pada perlakuan pertama 6,4 kg, perlakuan kedua 6,6 kg dan perlakuan ketiga 7,4 kg. Dari kegiatan ini juga didapat deskripsi padi yang sangat mencolok bahwa umur genjah antara 90-95 hst, jumlah gabah permalai mencapai 200-250 butir. Dari hasil ini petani siap untuk membudidayakan pada musim tanam selanjutnya.

Percobaan HMS 400 ini mendapat apresiasi dari pemerintah daerah, dengan menggelar seminar sehari khusus membahas varietas HMS 400 dengan tema ‘Pengembangan Padi Varietas Unggul Lokal Dalam Menghadapi Tantangan Perubahan Iklim’. Hadir sebagai narasumber Suharyadi dan Rasmono dari Universitas Jember.

“Teknik budidaya pertanian kedepan yang terbaik adalah kembali ke alam atau perbanyakan organik akan meningkatkan hasil apapun varietasnya, termasuk HMS 400,“ terang Suharyadi.

Bupati Bondowoso Salwa Arifin mengapresiasi keunggulan varietas unggul lokal ini dapat mempercepat panen dan mempunyai produksi yang baik. “Kami Pemerintah Daerah Bondowoso, siap mendorong dan terus mengembangkan varietas unggul lokal ini,” ujar Salwa.

Hal tak jauh berbeda disampaikan Plt Kepala Dinas Pertanian Bondowoso, Mohammad Halil. “Benih yang sukses nantinya akan bisa didaftarkan pada lembaga yang menaungi sertifikat benih hingga memperoleh nama varietas unggul khas dari Kabupaten Bondowoso,” katanya.

Sementara itu Sutrisno, Ketua Poktan Al Furqon megaku bangga dan puas atas keberhasilan uji coba ini.

“Kami sangat bangga dan puas dengan uji demplot HMS 400 karena sesuai dengan harapan dan banyak anggota yang ingin mencoba dimusim tanam bulan Desember,“ kata Sutrisno.

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya