BPS: Harga Beras Premium Naik Sepanjang Agustus 2020

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat kenaikan harga beras kualitas premium

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Sep 2020, 14:10 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2020, 14:10 WIB
FOTO: Pandemi COVID-19, Stok Beras Masih Aman
Beras beraneka jenis dijual di sebuah toko di Jalan Raya Pamulang Timur, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (22/7/2020). Bulog melakukan penyerapan gabah dari petani sehingga harga beras di pasaran masih normal. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat kenaikan harga beras kualitas premium sebesar 0,31 persen menjadi Rp9.963 per Kilogram (Kg) sepanjang Agustus 2020. Sementara itu, beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp9.335,- per kg atau naik sebesar 0,20 persen.

"Dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp8.986,- per kg atau naik sebesar 0,75 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers secara daring, Jakarta, Selasa (1/9/2020).

Dibandingkan dengan Agustus 2019, rata-rata harga beras di penggilingan pada Agustus 2020 untuk kualitas premium dan kualitas medium masing-masing naik sebesar 4,54 persen dan 1,21 persen, sedangkan untuk beras luar kualitas turun 0,68 persen.

Sementara itu, dari 1.840 transaksi penjualan gabah di 29 provinsi selama Agustus 2020, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) 62,83 persen, gabah kering giling (GKG) 19,02 persen, dan gabah luar kualitas 18,15 persen.

Selama Agustus 2020, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp4.818,- per kg atau naik 0,61 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.905,- per kg atau naik 0,45 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.

Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp5.396,- per kg atau turun 1,01 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.516,- per kg atau turun 1,51 persen. Harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp4.497,- per kg atau naik 2,53 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.590,- per kg atau naik 2,30 persen.

Merdeka.com

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Kucurkan Beras Bansos untuk 10 Juta Keluarga, Bulog Bisa Refreshing Stok

Stok Beras Hingga Pertengahan Tahun Dipastikan Aman
Pekerja berstirahat di tumpukan karung beras Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Jelang Ramadan dan Idul Fitri 2020 Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog siap mengamankan pasokan beras di seluruh wilayah Indonesia mencapai 1,7 juta ton. (merdeka.com/Imam Buhori)

Perum Bulog menyatakan akan segera menyalurkan bantuan sosial (bansos) beras kepada 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia. Dalam program ini, setiap KPM akan mendapatkan 15 kg beras per bulan selama 3 bulan.

Direktur Operasi Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengungkapkan rasa senang atas penugasan tersebut. Sebab, itu bakal mempermudah misi perseroan untuk pendistribusian beras yang total sudah tersimpan di gudang hingga 1,4 juta ton.

Dalam program ini, Tri Wahyudi melanjutkan, Bulog akan mengeluarkan stok 900 ribu ton beras yang terbagi dalam dua tahap, masing-masing 450 ribu ton untuk 3 bulan

"Alhamdulillah dalam waktu dekat kita ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk mengeluarkan stok Bulog untuk bansos dalam rangka pandemi Covid-19 kepada 10 juta KPM. Jadi Insya Allah dalam waktu dekat kami akan bisa mengeluarkan sekitar 450 ton," tuturnya dalam sesi teleconference, Kamis (13/8/2020).

Dia pun mengapresiasi langkah pemerintah yang dianggapnya telah memberi peluang kepada Bulog untuk refreshing stok.

"Kami apresiasi pemerintah telah memberi peluang untuk ini. Sehingga Bulog bisa bisa refreshing stok, yang lama bisa keluar kemudian kami beli lagi yang baru," ujar Tri Wahyudi.

Belum lama ini, Menteri Sosial Juliari P Batubara juga telah memberi sinyal akan segera mendistribusikan bansos beras ini kepada 10 juta KPM program keluarga harapan (PKH).

"Bansos beras didistribusikan seberat 15 kg per bulan untuk setiap KPM selama 3 bulan. Anggaran yang disiapkan untuk bansos beras kepada 10 juta KPM sebesar Rp 5,41 triliun," jelas Juliari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya