Liputan6.com, Jakarta - Sinyal-sinyal Indonesia masuk jurang resesi sudah sangat besar. Beberapa menteri telah mengeluarkan pernyataan yang tegas bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2020 bakal kembali minus.  Â
Namun memang, kondisi minus di kuarta III ini tidak sebesar di kuartal II yang mencapai 5,23 persen. Ada tanda-tanda kondisi ekonomi nasional di kuartal III lebih baik. Salah satu indikatornya adalah membaiknya Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia. Dimana pada Agustus lalu berhasil menembus level 50,8.
Baca Juga
"Memang resesi itu ada. Tetapi kita yakin pertumbuhan ekonomi akan kuartal III ini lebih baik dari kuartal II. Salah satunya meningkatnya PMI kita," ujar Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Raden Pardede dalam dalam dalam siskusi publik virtual bertajuk 'Arah Kebijakan Pemerintah: Keseimbangan Antara Kesehatan dan Ekonomi', Rabu (23/9/2020).
Advertisement
Menurut Raden, membaiknya PMI Indonesia mengindikasikan perbaikan kinerja ekonomi nasional. Khususnya aktivitas manufaktur Indonesia didukung oleh peningkatan produksi dan pesanan baru.
"Apakah itu PMI? Apakah itu data-data konsumsi, kemudian data ritel, data penjualan di sektor manufaktur ?. Itu semua di kuartal III kita lihat jauh lebih baik dari kuartal II. Karena terjadi perbaikan aktivitas ekonomi dan meningkatkan permintaan," terangnya.
Dengan perbaikan pada kinerja ekonomi Indonesia di kuartal III ini, dia menilai ekonomi nasional Indonesia telah melewati titik terendah pada kuartal II lalu. Sehingga kurva kenaikan akan terjadi di kuartal selanjutnya meski pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi.
"Artinya di kuartal II itu kita sudah hit the bottom. Dan ada kenaikan di kuartal III dan selanjutnya. Untuk secara pastinya nanti akan kita lihat datanya setelah dikeluarkan BPS," tukasnya
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Penjualan Kendaraan Bermotor
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengklaim bahwa beberapa aktivitas nasional menunjukkan tren positif sejak Juni 2020. Salah satunya penjualan kendaraan bermotor yang pada bulan Mei terkontraksi hampir -100 persen, kini pada Agustus 2020 berada di angka -59,1 persen.
"Beberapa aktivitas nasional menunjukkan tren positif. Penjualan motor juga sudah naik," kata Airlangga dalam sambutannya di acara Sarasehan Virtual 100 Ekonom: Transformasi Ekonomi Indonesia Menuju Negara Maju dan Berdaya Saing, Jakarta, Selasa (15/9).
Sinyal positif lainnya terlihat dari perbaikan aktivitas PMI manufaktur. Sebelumnya indeks PMI sempat berada di titik terendah 27,5. Namun sampai Agustus 2020 sudah kembali menjadi 50,8.
Pertumbuhan ritel juga menunjukkan perbaikan. Semula pada Mei terkontraksi -20,6 persen. Pada Agustus 2020 sudah bergerak naik dengan kontraksi -10,1 persen.
Pun dengan indeks keyakinan konsumen juga mengalami perbaikan. Pada Mei 2020 di titik terendah 77,8 persen dan di Agustus 2020 86,9 persen.
"Indeks keyakinan konsumen juga sudah naik ke level 86,9 persen," kata dia.
Hanya saja memang, kata Airlangga inflasi masih berada rendah. Inflasi inti masih di kisaran 1,5 persen (mtm).
"Memang kalau dilihat dari inflasi ini sangat rendah. Memang inflasi inti masih di 1,5 persen," kata Airlangga.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement