Liputan6.com, Jakarta - Dirjen Binapenta dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan, Suhartono, memastikan kementeriannya telah mempunyai lima strategi dalam menghadapi transformasi ketenagakerjaan akibat revolusi Industri 4.0 dan dampak pandemi Covid-19.
"Seiring semakin cepat berubahnya dunia ketenagakerjaan akibat proses otomatisasi industri dan dampak pandemi Covid-19. Kemnaker telah menyiapkan strategi untuk bisa berperan dalam proses link and match pasar kerja melalui pelatihan vokasi yang dilakukan," ujarnya dalam Webinar bertajuk Tingkatkan Ekonomi Lewat Jualan Produk Virtual Mitra Bukalapak di vidio, Rabu (30/9).
Pertama, melakukan analisis dinamika permintaan dan penawaran di sektor ketenagakerjaan akibat pandemi Covid-19. Kedua, penyiapan kompetensi baru melalui pelatihan kerja dengan tripple skilling, yakni Skilling, Re-skilling dan Up skilling.
Advertisement
"Kemnaker sendiri mempunyai 200 BLK yang akan terus dimaksimalkan. Kami bisa hadir untuk ikut memberikan pelatihan. Kami punya fasilitas itu," tegasnya.
Ketiga, peningkatan soft skill kewirausahaan dan produktivitas kerja. "Kami punya SDM, tapi permasalahannya membuat orang menjadi wirausaha," imbuh dia.
Keempat, melakukan re-design kurikulum dna metode. Antara lain dengan pendekatan human digital skills dan metode blended training.
Terakhir, mengoptimalkan proses kolaborasi antara dunia industri, lemabaga diklat, berbagai asosiasi pengusaha (Kadin, Apindo, dan lainnya. Hal ini untuk identifikasi kebutuhan kompetensi.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Era Kebiasaan Baru Jadi Waktu yang Tepat untuk Terapkan Industri 4.0
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai implementasi industri 4.0 menjadi salah satu langkah strategis untuk membangkitkan aktivitas sektor manufaktur di dalam negeri, terutama di era kebiasaan baru. Konektivitas teknologi bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.
"Saat ini, semakin banyak industri skala besar maupun sedang di tanah air yang tengah menyiapkan strategi mengadopsi teknologi digital untuk memasuki era industri 4.0,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Jumat (11/9/2020).
Menurutnya transformasi ke arah Industri 4.0 merupakan indikasi yang baik bagi sektor industri. Sehingga, guna mengakselerasinya, perlu dukungan dari seluruh pemangku kepentingan terkait.
Lebih lanjut, pembangunan infrastruktur digital menjadi bagian yang vital dalam menarik minat investor untuk membangun pabriknya di suatu kawasan industri.
"Sehingga perusahaan pengelola kawasan industri perlu menyediakan sarana prasarana dan fasilitas yang mendukung perkembangan teknologi di era digital ini, sesuai kebutuhan para investor, salah satunya adalah ketersediaan jaringan koneksi dan fasilitas digital yang mendukung," paparnya.
Terkait hal itu, Kemenperin memberikan apresiasi kepada PT Jababeka Tbk sebagai perusahaan pengembang kawasan industri yang tengah menjajaki potensi implementasi industri 4.0 dalam proses bisnisnya.
"Kami telah melihat kesiapan kawasan industri milik PT Jababeka Tbk di Cikarang dalam bertransformasi menerapkan industri 4.0," tuturnya.
Beberapa fasilitas yang telah dimiliki Kawasan Industri Jababeka, antara lain tersedianya jaringan fiber optic di sebagian besar wilayah kawasannya. Ke depan, perusahaan ini menargetkan dapat memberikan layanan pembuatan smart factory bagi investor yang ingin membangun pabrik di kawasannya dengan menerapkan konsep industri 4.0.
Advertisement