Mencicipi The Halal Boys, Inovasi Kebab Khas Timur Tengah

The Halal Boys menjual makanan cepat saji ala timur tengah yakni gyro rice bowl dan kebab yang disajikan dengan nasi briyani.

oleh Tira Santia diperbarui 04 Okt 2020, 08:46 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2020, 08:46 WIB
Kebab The Halal Boys
Kebab The Halal Boys.

Liputan6.com, Jakarta - Tentu kita tidak asing dengan makanan Timur Tengah yang bernama ‘Kebab’. Namun pernahkah Anda mencoba makan Nasi dicampur dengan kebab? Jika belum, Anda perlu mencobanya. Lalu dimana dan siapa yang menjual makanan itu?

Salah satunya Astrid Angelin (32) yang membuka kedai “The Halal Boys” di Kemang Jakarta Selatan. The halal Boys menjual makanan cepat saji ala timur tengah, yakni Gyro Rice Bowl dan kebab yang disajikan dengan nasi briyani dan daging pilihan. Disertai 3 macam saus yang bisa dipilih sesuai selera, ada saus putih, Barbeque dan cabai pedas.

Pada 2015, Astrid terinspirasi dari salah satu makanan halal di Amerika yang menjual kebab yang disajikan dengan nasi briyani. Karena mayoritas penduduk Indonesia Muslim, maka tercetuslah ide bisnis kuliner halal tersebut.

"Kenapa The halal boys? Pertamanya kita mikir apa ya sesuatu yang unik menarik perhatian konsumen, kita pikir-pikir unik juga namanya. Biasanya orang yang jual kebab itu identik dengan laki-laki, jadi kita putuskan menambahkan kata 'boys' untuk menarik perhatian konsumen," kata Astrid kepada Liputan6.com, Minggu (4/10/2020).

Gyro Rice Bowl dijual dengan harga mulai Rp 30 ribu untuk ukuran kecil, Rp 40 ribu ukuran besar, dan juga dirinya menyediakan paket Family Box seharga Rp 120 ribu yang bisa dinikmati oleh 3-4 orang.

Dengan modal Rp 600 juta, Astrid mampu meraup untung Rp 25 juta-Rp 30 juta per bulan. Bahkan  omzetnya mencapai Rp 60 juta-Rp 80 juta jika dirinya mengikuti event dan bazar.

Dia juga menyediakan jualan secara online via Gojek yang sangat membantu usahanya berkembang. Namun setelah adanya pandemi ia hanya mampu menghasilkan Rp 18 juta-Rp 20 juta saja.

 

Kebab The Halal Boys.

"Cukup jauh karena kita hanya bersandar pada Gojek sebelumnya kan ada yang dine in (datang langsung) sekarang via online take away. Kita ada 2 cabang di GBK dan Kemang. Namun sejak pandemi ini banyak tempat-tempat yang ditutup juga akhirnya kita juga memutuskan untuk mem-PHK beberapa karyawan, untuk sekarang kita kembali ke satu cabang dulu (di Kemang)," ceritanya

Mau tidak mau Astrid harus menutup cabangnya yang ada di GBK, lantaran GBK untuk sementara ini ditutup dalam rangka menekan penyebaran Covid-19.

Meskipun itu sangat merugikan bagi Astrid, kendati begitu ia memiliki strategi dengan memanfaatkan promosi di Grabfood dan Gofood. Ia juga menggunakan e-commerce seperti Tokopedia.

"Kita sih untuk ini kita promosinya lumayan di Grabfood dan Gofood, lalu kita juga memutuskan untuk join di Tokopedia, karena Tokopedia beberapa bulan sejak pandemi mereka membuka segmen jual makanan dan Tokopedia lumayan cukup ngaruh, karena dia ingin menaikkan segmen makanan jadi mereka bikin subsidi terus," jelasnya.

Tak hanya rice bowl, juga ada menu lainnya yang bisa dilihat di akun instagram @Thehalalboys. " Yang kita tonjolkan adalah rice bowl. Kita menggunakan daging kebab yang sama tapi ada pilihan apakah pakai nasi atau roti," kata Astrid.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pemasaran

Kebab The Halal Boys
Kebab The Halal Boys.

Untuk pemasaran sendiri, The Halal Boys ditujukkan untuk mahasiswa dan pekerja kantoran di daerah Kemang Jakarta Selatan.

Namun siapapun yang tertarik bisa mencoba kuliner asal Timur Tengah ini yang bisa dipesan secara online melalui Grabfood atau Gofood bahkan melalui Tokopedia.

"Sejauh ini kita pemasarannya Jakarta, tapi sempat buka di daerah Tangerang beberapa bulan cukup bagus sih cuman tidak banyak karena segmentasinya lebih sedikit," ungkapnya.

Rencananya, setelah pandemi Astrid akan membuka cabang offline di daerah Depok dan Bekasi. Lantaran beberapa waktu lalu, ia pernah menerima orderan yang cukup banyak dari dua daerah itu.

"Karena ada beberapa kali pesanan ke daerah Bekasi dan Depok dan sekitarnya, agak jauh kalau di antar dari Kemang. Jadi mau coba buka di Depok atau Bekasi, rencananya coba di sana tapi nunggu setelah pandemi," inginnya.

Selain itu, Astrid juga tertarik menggunakan free kitchen Everplate apabila keadaan telah kembali normal. "Tertarik sekali, sebelumnya kita juga pernah mau coba," imbuhnya.

Demikian Astrid berpesan kepada generasi Cuan yang sedang memulai dan berjuang di era pandemi ini, jangan pernah takut untuk mencoba hal baru.

Serta jangan terbawa arus oleh tren begitu saja. Melainkan harus bisa berinovasi menciptakan produk baru yang unik dari yang lain.

"Sebaiknya kita membuat sesuatu yang benar-benar beda banget, osan yang baru. Walaupun kita tidak pernah tahu kalau marketnya belum diterima Indonesia atau mungkin ditengah jalan harus gugur, kita coba," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya